Rawan Tergerus Erosi saat Air Pasang, Jembatan Long Penjalin Perlu Penanganan Khusus

- Rabu, 30 September 2020 | 13:47 WIB
RAWAN EROSI: Konstruksi jembatan diduga ambruk karena erosi saat musim air pasang.
RAWAN EROSI: Konstruksi jembatan diduga ambruk karena erosi saat musim air pasang.

 

TENGGARONG–Struktur bangunan pengganti Jembatan Long Penjalin di Desa Umaq Dian, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar), harus lebih kukuh. Arus air saat pasang, dianggap rawan membuat terjadinya erosi pada jembatan.

Wakil Ketua DPRD Kukar Alif Turiadi kepada Kaltim Post, Selasa (29/9), mengatakan sejumlah infrastruktur di kecamatan hulu di Kukar memang rawan tergerus erosi.

"Jadi memang harus disiapkan konstruksi jembatan yang lebih kukuh dan baik. Makanya saya katakan harus ada penanganan khusus untuk pembangunan jembatan baru tersebut," ujarnya.

Dia pun menyetujui agar dana tanggap darurat bisa digunakan untuk pembangunan jembatan pengganti. Yang memberi advice nantinya adalah pihak Pemkab Kukar langsung. Terlebih, akses jalan poros menuju Tabang rawan tidak bisa dilalui jika tak segera dibuat jembatan pengganti.

"Ini sedang kita jadwalkan untuk ke lokasi (jembatan ambruk) tersebut. Kami di DPRD ingin melihat langsung penanganan yang sudah dan akan dilakukan. semoga progresnya baik," imbuhnya.

Sementara itu, Alif juga berharap, pihak perusahaan yang beroperasi di sekitar Kecamatan Tabang tidak menutup mata atas peristiwa tersebut. Terlebih, pihak perusahaan juga kerap menggunakan akses jalan tersebut untuk mobilitas sehari-hari.

Diwartakan sebelumnya, jembatan sementara pengganti Jembatan Long Penjalin, Desa Umaq Dian, Kecamatan Tabang, kini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Terjadi longsoran pada salah satu sisi jembatan tersebut.

Jembatan itu sempat ambruk pada Jumat (7/8). Semenjak ambruk, pemerintah beserta warga membangun jembatan alternatif yang terbuat dari kayu. Sehingga, akses kendaraan roda empat menuju Tabang kembali terhubung.

"Sudah beberapa hari ini, jembatan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Karena kondisinya sangat rawan ambruk lagi. Jadi, kami batasin dulu," ujar Udaw, kades Umaq Dian. Karena pembatasan tersebut, pengangkutan bahan pokok harus dilakukan secara estafet. Mobil dari dua sisi pun bertukar muatan dengan cara memindahkan secara manual. Biaya tambahan untuk tenaga manusia pun terpaksa harus dikeluarkan oleh pemilik barang.

"Mau tidak mau dilakukan pengangsuran barang. Terutama sembako yang menjadi kebutuhan masyarakat Tabang," katanya.

Namun, Senin (28/9), menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar sudah melihat langsung lokasi tersebut. Termasuk melakukan perbaikan sementara. (qi/far/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X