Batu Bara Bikin Neraca Dagang Loyo

- Rabu, 30 September 2020 | 11:06 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SAMARINDA- Penurunan permintaan batu bara di tengah pandemi membuat kinerja perdagangan ekspor-impor Kaltim mengalami pelemahan meski masih surplus. Neraca perdagangan (migas dan non-migas) Kaltim pada triwulan II 2020 hanya surplus sebesar USD 2,69 miliar. Sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang surplus USD 3,07 miliar.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, nilai ekspor Kaltim pada triwulan II 2020 tercatat terkontraksi sebesar 27,53 persen (yoy) menjadi USD 2,96 miliar. Penurunan tersebut lebih dalam dibandingkan penurunan pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 8,05 persen (yoy) atau USD 3,81 miliar.

“Kinerja ekspor pada triwulan II 2020 masih mengalami kontraksi. Ini disebabkan oleh tren penurunan harga batu bara di pasar internasional yang didorong oleh penurunan permintaan dari negara mitra utama,” jelasnya Selasa (29/9).

Sementara itu, total impor Kaltim tercatat mengalami kontraksi sebesar 48,60 persen (yoy) menjadi USD 0,27 miliar. Kegiatan impor tersebut jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,32 persen (yoy) atau USD 0,73 miliar.

Meskipun ekspor-impor mengalami penurunan di tengah pandemi, neraca perdagangan Kaltim tetap surplus. Surplus neraca perdagangan luar negeri migas Kaltim bersumber dari penurunan impor migas, setelah pada triwulan sebelumnya tercatat tumbuh positif. Ekspor migas Kaltim tercatat sebesar USD 0,27 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan USD 0,45 miliar pada periode sebelumnya.

Ekspor gas Kaltim sebagai komponen utama ekspor migas, mengalami penurunan dari USD 0,33 miliar menjadi USD 0,26 miliar, sehingga secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 27,2 persen (yoy). “Sementara itu, neraca perdagangan luar negeri non-migas Kaltim pada triwulan II 2020 tercatat masih mengalami surplus, walau kinerja ekspor non-migas Kaltim masih mengalami kontraksi,” katanya.

Ekspor non-migas Kaltim tercatat sebesar USD 2,69 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 27,34 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,25 persen (yoy). Masih terkontraksinya kinerja ekspor non-migas Kaltim, secara umum bersumber dari tren penurunan harga komoditas utama Kaltim yakni batu bara.

Sementara itu, impor non-migas juga tercatat mengalami kontraksi yang lebih dalam dari triwulan sebelumnya sebesar 21,93 persen (yoy) menjadi 38,48 persen (yoy) atau mencapai USD 0,17 miliar. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X