Beras Komersial Bulog Mulai Diburu

- Rabu, 30 September 2020 | 11:03 WIB
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) mencatat realisasi beberapa kebutuhan pokok animonya masih tinggi meski di tengah pandemi Covid-19.
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) mencatat realisasi beberapa kebutuhan pokok animonya masih tinggi meski di tengah pandemi Covid-19.

BALIKPAPAN- Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) mencatat realisasi beberapa kebutuhan pokok animonya masih tinggi meski di tengah pandemi Covid-19.

Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kaltimra Arrahim Karimullah Kanam mengatakan, pada umumnya kondisi penyerapan produk Bulog ke masyarakat cukup stabil. Intinya pihaknya menjaga agar harga beberapa bahan pokok di pasaran tetap terjaga. “Untuk Kaltimra kami menyediakan beras, gula, minyak goreng, dan daging kerbau,” ucapnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (29/9).

Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan masyarakat untuk membeli bahan pokok. Hanya, pihaknya mengalami gangguan untuk pemasaran atau distribusi produk. “Operasi pasar tahun ini tidak bisa kami lakukan. Karena Covid-19 dilarang melakukan kegiatan di tempat keramaian. Sampai saat ini kami mengakali dengan menambah outlet Rumah Pangan Kita (RPK) dan pedagang di pasar tradisional,” sambungnya.

Saat ini, jumlah RPK di wilayah kerjanya mencapai lebih dari 1.000 unit. Sekitar 80 persen RPK aktif atau rutin untuk melakukan transaksi. Adapun realisasi beras baik penugasan dan beras komersial sampai September berhasil mencapai target. Untuk beras penugasan pemerintah sudah mencapai sekitar 5.200 ton dan untuk bencana alam mencapai 3.014 ton.

Kemudian untuk beras komersial, yakni beras Etam dan Mahakam mencapai sekitar 6.100 ton atau sudah 300 persen dari target. Untuk kebutuhan beras sendiri, cadangan beras cukup hingga lima bulan ke depan.

Pria yang baru ditugaskan di Bumi Etam pada Juli lalu ini mengatakan, untuk beras komersial saat ini sudah mulai diterima pasar. Beras kualitas premium yang dijual sesuai dengan HET. Kendati demikian, pasar untuk beras ini hanya sampai beberapa daerah di Kaltim, seperti di Balikpapan, Samarinda, dan Berau. “Paling tinggi permintaan di Balikpapan dan Samarinda,” ucapnya.

Untuk distribusi beras komersial, pihaknya mulai melirik toko retail. Di Kaltara sudah ada yang masuk toko retail. Hanya memang pihaknya masih terbentur dengan aturan. Masalah pembayaran masih menjadi kendala kami. “Jadi sampai sekarang kami masih terhambat untuk masuk ke retail,” tuturnya.

Untuk daging kerbau, tahun ini tidak seperti tahun lalu. Daya beli yang melemah, membuat permintaan untuk daging kerbau sedikit menurun. Permintaan paling tinggi masih di Kaltara. Total sampai September realisasi untuk daging kerbau 198 ton. Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga bakal kedatangan daging sapi beku.

“Ada 25 ton daging sapi beku yang datang nanti. Untuk harga jual masih belum tahu, tapi pasti tidak melebihi HET,” bebernya. Sementara itu, untuk gula pasir, penyerapan di pasar mencapai 40 ton. Akan ada lagi masuk sekitar 150 ton. “Gula pasir tahun ini yang menjadi masalah. Harganya mencapai Rp 17 ribu per kg. Sekarang sudah berangsur turun. Kami tetap memberikan sesuai HET untuk menstabilkan harga di pasar,” ucapnya.

Ia mengatakan, intinya peran Bulog ada untuk menstabilkan harga di pasaran. Pihaknya memberikan produk sesuai HET. Kalau masalah mau pakai produk apa ya pilihan konsumen. Selain itu, pihaknya bersama Kementerian Sosial akan memberikan bantuan kepada 65 ribu keluarga penerima manfaat (KPM). Program tersebut merupakan bantuan sosial beras yang akan disalurkan selama tiga bulan ke depan. Masing-masing KPM akan mendapatkan sebanyak 15 kilogram, Oktober hingga Desember 2020. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X