Tim Mahasiswa Politani Ciptakan Aplikasi Deteksi Covid-19

- Selasa, 29 September 2020 | 11:43 WIB
Mahasiswa Politani menemukan alat pendeteksi Covid-19 hanya dengan gambar foto rontgen.
Mahasiswa Politani menemukan alat pendeteksi Covid-19 hanya dengan gambar foto rontgen.

Kini, hanya dengan bermodal gawai dan foto x-ray, seseorang bisa diketahui terpapar Covid-19 atau tidak. Teknologi membuat deteksi makin mudah. Penemuan itu dilakukan mahasiswa di Samarinda.

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda

 

TIM ALT dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda menemukan alat pendeteksi Covid-19 hanya dengan gambar foto rontgen. Aplikasi itu tidak berhenti sampai Covid-19. Sebab, bakal dikembangkan lagi untuk deteksi penyakit lain, bahkan tidak hanya penyakit manusia.

Aplikasi buatan mahasiswa Politani yang diberi nama XRAY Health Apps itu pun mendapat posisi terbaik keempat dalam gelaran DILo Hackathon Festival (DHF) 2020. DHF merupakan event tahunan. Event itu ditujukan bagi para developer Indonesia untuk menghasilkan produk dan inovasi digital terbaik. Tim dari Kota Tepian itu pun berhasil menyisihkan 689 peserta se-Indonesia.

Di bawah bimbingan dosen Wahyuni Eka Sari dan Eko Junirianto, tim berhasil mengembangkan alat deteksi tersebut. Tyas Rizka Aulia, Ladrika Eka Putri, dan Muhammad Riza Al Muttaqin, mahasiswa Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Politani itu pun, bekerja sama selama dua bulan.

Muhammad Riza Al Muttaqin mengisahkan, awal ide itu berasal dari penelitian dua dosennya. Kemudian, mereka diajak mengembangkan ide tersebut. “Kemudian kami kembangkan bareng-bareng,” ucap Riza.

Hal itu diamini Ladrika. Gadis itu mengatakan sejak Juli hingga September, mereka mengembangkan perangkat tersebut. “Sekitar dua bulanan mengembangkan ide itu,” bebernya.

Mengembangkan perangkat itu bukan perkara mudah karena mereka harus bersabar. Tyas mengatakan ada beberapa persoalan seperti harus bersabar menunggu sambungan perangkat lunak. “Sama tantangan lainnya, mungkin akurasinya,” imbuh dia.

Namun, kini perangkat sudah bisa digunakan dengan mudah. Tyas menjelaskan cara pemakaiannya. Hanya dengan login aplikasi, mereka tinggal mengeklik opsi pemindaian lalu memindai citra x-ray. “Di layar itu, nanti langsung ketemu hasilnya. Seperti ini kan, gambar x-ray paru-parunya, ada Covid-19,” ucapnya.

Sang dosen, Eko pun mengisahkan awal kemunculan ide itu. Awalnya, dia dan Wahyuni memikirkan perangkat untuk membaca hasil citra x-ray. Hingga, Covid-19 pun melanda Indonesia pada awal Maret. Sejak saat itu, mereka berpikir bagaimana mendeteksi Covid-19 secara cepat dengan teknologi.

Lalu, mereka pun memilih memanfaatkan deep learning dan menggunakan Tensorflow (sebuah framework machine learning). “Jadi deep learning itu teknologinya. Sedangkan, Tensorflow itu tools alias alatnya,” terang Eko.

Bersama tim mahasiswa, mereka kemudian mengumpulkan sekitar empat ribu gambar x-ray. Empat ribu gambar itu, dibagi menjadi tiga kategori. Pertama normal, kedua pneumonia, dan Covid-19.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X