PERUSAHAAN rintisan Belanda bernama Loop menciptakan peti mati yang bisa terurai secara alami. Peti tersebut terbuat dari jamur miselium. Sehingga diklaim bisa mengubah tubuh manusia yang membusuk menjadi nutrisi utama bagi tanaman.
Miselium diklaim sebagai pendaur ulang alam. Tidak hanya menetralkan racun dan menyediakan makanan segar untuk semua yang tumbuh di atas tanah. Serat miselium bisa digunakan untuk membuat apa saja mulai makanan, pakaian, kemasan, hingga peti mati.
Dikutip dari The Guardian kemarin (27/9), biodesigner Universitas Teknik Delft, Belanda Hendrikx mengatakan, proses di mana tubuh manusia dalam peti mati tradisional menjadi kompos sering memakan waktu satu dekade atau lebih. Hal itu akibat pengaruh kayu dan logam pada peti mati, serta pakaian sintetis yang diketahui sulit hancur.
Sementara peti mati miselium akan diserap kembali ke dalam tanah dalam waktu satu bulan atau enam minggu. Selain itu, secara aktif berkontribusi pada dekomposisi penuh tubuh yang dikandungnya dan memperkaya kualitas tanah di sekitarnya dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun.
Bekerja sama dengan dua koperasi pemakaman di Den Haag, startup tersebut telah menghasilkan 10 peti mati dengan biaya masing-masing sekitar Rp 21,8 juta. Namun, harga itu bisa menurun secara signifikan jika produksi meningkat.
Melansir laman resmi Universitas Delf, miselium biasanya tumbuh di bawah tanah dalam struktur akar kompleks pohon, tumbuhan, dan jamur. Miselium adalah organisme hidup yang bisa menetralkan semua jenis zat beracun dan memberi nutrisi pada semua yang tumbuh di atas tanah.
Tes yang dilakukan oleh Ecovative di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa peti mati miselium bisa diserap oleh alam dalam waktu 30–45 hari. Sementara untuk mengukur dampak positif terhadap kualitas tanah, Loop akan bekerja sama dengan para peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang peningkatan keanekaragaman hayati yang bisa dicapai dengan bentuk penguburan itu. (rom2/k16)