Riset Sementara, Longsor di Selat Makassar Berdampak ke IKN

- Senin, 28 September 2020 | 18:49 WIB
Salah satu sudut Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang daerahnya akan dijadikan IKN.
Salah satu sudut Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang daerahnya akan dijadikan IKN.

BALIKPAPAN­-Potensi tsunami di ibu kota negara (IKN) baru kembali menjadi perhatian. Hasil studi sementara peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), menyebutkan longsor bawah laut atau gempa tektonik di Selat Makassar dapat memicu tsunami di wilayah Kaltim. Penelitian itu dipimpin oleh guru besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB, Prof Sri Widyantoro.

“Ini terkait BMKG juga. Bagaimanapun juga tsunami akan sampai ke Kalimantan bagian timur, jika sumbernya itu ada di Selat Makassar,” kata Widyantoro dalam webinar bertemakan "Potensi Tsunami Senyap dan Upaya Mitigasinya di Indonesia," Sabtu (26/9). Lanjut dia, penelitian melibatkan kolaborasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Informasi Geospasial (BIG) dan peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris.

Rektor Universitas Kristen Maranatha ini menerangkan, dari riset yang masih berjalan ini, diharapkan dapat mengetahui sumber gempa yang barangkali belum dikenali. Dengan memasang ocean bottom seismometer (OBS) di Selat Makassar. Di mana ada 27 OBS yang dipasang pada Agustus 2019 lalu. Namun, hanya 12 unit yang bisa diambil hingga Agustus 2020 lalu. Sementara 15 unit lainnya dinyatakan hilang. Diduga kehabisan baterai, karena berada sekira setahun di lautan. Dengan demikian, rekomendasi sementara dari riset tersebut adalah perlu dilakukan penguatan atau penambahan instrument untuk Ina-TEWS (Tsunami Early Warning System) submarine dan sea level pada Selat Makassar.

Juga, perlu dilakukan penguatan Earthquake Early Warning System (EEWS) untuk lokasi calon IKN, yang berada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Paser Utara (PPU) hingga Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). “Karena pasti akan melibatkan infrastruktur yang paling penting di sana,” pesan dia. 

Widyantoro menerangkan, semua yang dilakukan pihaknya, dengan berkolaborasi beberapa badan maupun kementerian, terkait pemindahan pusat pemerintahan negara dari Jakarta ke Kaltim sebagai langkah pencegahan. “Dengan hasil riset ini, bisa diterima sebagai masukan untuk peningkatan usaha atau mitigasi yang efektif,” ucapnya.

Menurut dia, tim peneliti merekomendasikan perlu dilakukan mikrozonasi seismik atau membuat zonasi berdasarkan perbedaan intensitas guncangan. Yang mungkin terjadi dengan menggunakan data kondisi tanah setempat. Tujuannya, memperkirakan respons lapisan tanah dan riset terkait di Kaltim. Seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.

Terpisah, Muhamad Sadly selaku deputi Bidang Geofisika BMKG mengatakan, semua masukan dan riset yang terbaru terkait dengan gempa bumi dan tsunami diperlukan untuk memperkuat Ina TEWS BMKG. “Siapa pun yang bisa berkontribusi untuk mengembangkan dan memajukan sistem peringatan dini kita, kita terbuka bersama-sama,” katanya. Sebelumnya, BMKG menyebutkan, potensi tsunami berada di wilayah pesisir pantai Kalimantan di bagian selatan membentang sampai utara Kalimantan. Yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sesuai peta yang dikeluarkan BMKG, potensi tsunami masih memungkinkan terjadi mulai pesisir Banjarmasin (Kalsel), lalu memanjang ke Balikpapan (Kaltim), Palangka raya (Kalteng) dan berakhir di Tarakan (Kaltara).

“Kapan, di mana, dan seberapa besarnya serta ketepatan waktunya belum bisa diprediksikan,” sambung Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Mudjianto.  Dia melanjutkan, selama tidak ada peringatan dini tsunami dari BMKG, tidak ada potensi tsunami, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang. Tsunami bisa terjadi di Selat Makassar baik pantai barat Sulawesi atau pantai timur Kalimantan akibat gempa tektonik. Selain itu, bisa akibat longsoran dasar laut. “Tetapi jika terjadi gempa berpotensi tsunami, BMKG akan memberikan peringatan dini tsunami atau warning tsunami,” imbuh dia. (kip/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X