SUNGAI KUNJANG. Penemuan jasad Dani Ramadani Pohan (53) di kamar mesnya di Jalan Antasari, Gang Basiah, Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Sabtu (27/9) malam lalu, membuat warga sekitar gempar.
Saat ditemukan, tubuh Pohan terlentang di atas kasur dengan kedua kaki tergantung menyentuh lantai kamar. Tidak ada warga yang berani mendekat. Warga khawatir jika Pohan meninggal dunia akibat Covid-19. Apalagi saat ditemukan, mulut Pohan mengeluarkan busa.
Dari keterangan yang disampaikan M Wahid (45), rekan satu mess Pohan, dia melihat rekannya itu pertama kali sekitar pukul 21.30 Wita. Saat itu Pohan masih bernafas meski dalam kondisi sekarat. Namun kondisi Pohan makin menghawatirkan saat busa keluar dari mulutnya.
“Awalnya saya mendengar Pohan batuk terus menerus. Karena cemas, saya menuju kamarnya dengan niat memberi pertolongan. Namun begitu sampai Pohan sudah tidak bergerak dengan mulut berbusa,” katanya. Niat hati menolong berubah menjadi ketakutan. Wahid tidak berani meneruskan niatnya untuk membantu. Ia memilih untuk melaporkan kejadian tersebut kepada ketua RT setempat.
Selanjutnya, bersama Ketua RT keduanya keduanya kembali mendatangi kamar Pohan. Dia pun mendapati rekannya itu sudah tidak bernyawa. “Setahu saya Pohan ini sehat-sehat saja. Pada hari Jumat lalu masih bertemu dengannya di sekitar mess ini,” ungkap Hatta, Ketua RT 30.
Evakuasi jasad Pohan terpaksa dikakukan dengan standar protokol Covid-19 yang di lakukan oleh Tim Inafis Polresta Samarinda. Kondisi ini dilakukan untuk mengantisipasi bila penyebab kematian Pohan akibat Covid-19.
Jasad Pohan selanjutnya dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk menjalani visum guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Terpisah Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang, Iptu Purwanto mengatakan, setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung turun ke TKP untuk mengecek.
“Saat petugas datang, Pohan sudah tidak bernyawa dengan kondisi terlentang di atas tempat tidur. Posisi kedua kaki menyentuh lantai, mulut mengeluarkan busa. Saat itu Pohan mengenakan baju kaos warna hijau dan celana pendek merah muda,” bebernya.
Sementara, terkait dengan dugaan korban meninggal, diduga kuat karena sakit. “Dugaan kuatnya sakit, karena kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Apakah terpapar virus korona atau tidak, itu bukan ranah kami,” pungkasnya. (kis/nha)