Isu Vaksin Hanya Sentimen Jangka Pendek

- Senin, 28 September 2020 | 16:32 WIB

JAKARTA - Analis pasar modal Hans Kwee menilai indeks harga saham gabungan (IHSG) masih dalam tren positif pekan ini. Kabar lolos uji klinis vaksin Covid-19 buatan Tiongkok oleh World Health Organization (WHO) masih menjadi sentimen positif. Namun, penambahan kasus harian Covid-19 Indonesia yang mencapai 4 ribuan orang dalam sepakan terakhir menjadi perhatian pelaku pasar saham. 

“Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan vaksin (Covid-19) buatan Tiongkok telah memasuki uji tingkat lanjut,” kata Hans kepada Jawa Pos, (27/9). 

WHO percaya vaksin tersebut adalah cara tercepat untuk mengakhiri pandemi dan mempercepat pemilihan global. Soumya akan memastikan dapat didistribusikan secara merata ke seluruh penjuru dunia. 

Penguatan IHSG juga didorong pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia memastikan bahwa vaksinasi masal bakal dilakukan mulai Desember 2020 mendatang. Tahap pertama, vaksinasi akan dilakukan terhadap 1,3 juta tenaga kesehatan. 

Selanjutnya, vaksinasi kepada 86 juta penerima, di antaranya aparatur sipil negara (ASN), masyarakat usia produktif, kelompok komorbid, dan peserta penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Ditambah, pemerintah menyiapkan vaksin 270 juta dosis. “Selain itu, didukung oleh klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total jilid dua berhasil menekan angka kasus baru Covid-19 di ibu kota,” imbuh Direktur Anugerah Mega Investama itu. 

Meski demikian, Hans menyebut perpanjangan PSBB sampai 11 Oktober menjadi sentimen negative bagi pasar. Mengingat, Jakarta memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Sehingga, pelaku pasar berasumsi, pembatasan tersebut berpeluang menekan lebih perekonomian nasional.

 Begitu pula, catatan kenaikan kasus harian Covid-19 sepekan terakhir menciptakan rekor baru. Menembus 4 ribu kasus lebih per hari. “Kenaikan kasus tersebut lantaran pegetesan yang semakin banyak dan masyarakat Indonesia yang banyak tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya. 

Dari data tersebut, Hans memperkirakan, IHSG berpeluang menguat di awal pekan. Namun, akan melemah saat pertengahan sampai akhir pekan mendatang. Bergerak dengan level support 4.820 sampai 4.754 dan resistance di level 4.978 sampai 5.187. 

Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan dana asing terus keluar dari bursa saham Indonesia. Sudah 16 pekan, investor asing terus melakukan penjualan. Pekan lalu, net sell asing mencapai Rp 2,17 triliun. “Sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp 42,175 triliun,” papar Sekretaris BEI Yulianto Aji Sadono. 

Tren negatif juga terlihat pada rata-rata frekuensi harian yang menurun. Dari 617,256 ribu menjadi 583,566 ribu kali transaksi atau turun 5,46 persen dari pekan sebelumnya. Praktis, rata-rata nilai transaksi harian bursa ikut drop. Dari dari Rp 8.121 triliun menjadi hanya Rp 6.748 triliun. “Turun sampai 16,90 persen,” imbuh Yulianto. (han)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB
X