Tantangan Literasi Data di Era Normal Baru

- Sabtu, 26 September 2020 | 13:01 WIB
-
-

Oleh: Siswandi

Kasi Statistik Distribusi BPS Kutai Timur

 

PRESIDEN Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2019 mengatakan data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita. Kini, data lebih berharga dari minyak. Ini menyiratkan kemampuan literasi data ke depannya kian strategis di mata dunia. Namun, merebaknya pandemi Covid-19 mengubah cepat berbagai proses bisnis pengumpulan sampai pemanfaatan data.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir pada 2019 mengatakan, generasi muda perlu menguasai tiga jenis literasi baru untuk menghadapi era revolusi Industri 4.0. Literasi data adalah bagian literasi baru tersebut, bersama dengan literasi teknologi dan literasi manusia.

Secara umum, literasi data adalah kemampuan membaca, memahami, menganalisis, membuat, dan mengomunikasikan data sebagai informasi. Berbeda dengan literasi lainnya, literasi data memerlukan kompetensi tersendiri dalam bekerja dan terlibat dengan data.

Berkembangnya teknologi digital dan media sosial menuntut ketangkasan baru dalam membaca dan analisis data, termasuk pemanfaatan big data untuk membaca tren, pertumbuhan, perencanaan dan evaluasi sampai tujuan lain seperti pemasaran sampai urusan politik. Sehingga, literasi data menjadi penting tak hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi bisnis, masyarakat dan dunia pendidikan.

Pada masa pandemi Covid-19 mengubah secara cepat proses bisnis dalam pengumpulan dan pemanfaatan data. Literasi data semakin bertumpu pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal itu mengakibatkan pemasyarakatan literasi data di Indonesia makin menghadapi tantangan. Di antaranya; disparitas pembangunan teknologi informasi dan komunikasi, harmonisasi literasi data dalam dunia pendidikan, juga makin diperlukannya inovasi atau cara-cara baru penyajian data.

Data Badan Pusat Statistik pada 2018 menunjukkan kesenjangan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi antar wilayah semakin lebar. Pada 2017 disparitas TIK berada pada angka 3,45 kemudian meningkat menjadi 3,85 pada 2018.

Angka kesenjangan ini diambil dari selisih indeks pembangunan TIK tertinggi yakni Jakarta (7,14) dan terendah, Papua (3,30). Angka ini menggambarkan tingkat pembangunan infrastruktur, akses rumah tangga terhadap internet, sampai keahlian di bidang TIK yang berbeda-beda di setiap wilayah.

Sementara itu, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan komunikasi Kaltim sendiri tahun 2018 dengan skala 0 sampai 10, berada pada level sedang yakni pada angka 6,14 hanya berada di bawah DKI Jakarta (7,14), DI Jogjakarta (6,66), dan Bali (6,23).

Sayangnya, data ini belum dipecah-turunkan di level provinsi sehingga bisa dilihat kesenjangan pembangunan TIK di tingkat kabupaten/kota di masing-masing provinsi.

Kesenjangan pembangunan TIK yang makin lebar menunjukkan semakin perlunya pemerataan tak hanya infrastruktur, tapi juga akses rumah tangga terhadap internet juga peningkatan keahlian di bidang TIK di seluruh wilayah Indonesia. Semakin baik indeks pembangunan TIK suatu wilayah, maka semakin mudah masyarakatnya mengakses data.

Tantangan penting lainnya adalah pemasyarakatan literasi data sepertinya belum menjadi bagian program tersendiri di dalam dunia pendidikan. Pemerintah pada tahun lalu mengeluarkan Peraturan Presiden No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Yang merupakan perwujudan dari visi terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X