Menyingkap Keindahan di Ujung Utara Kutim, Kembar Siapat Waterfall

- Sabtu, 26 September 2020 | 11:58 WIB
MEMESONA: Salah satu destinasi wisata Air Terjun Kembar Siapat di Kecamatan Karangan menjadi daya tarik bagi wisatawan. IST
MEMESONA: Salah satu destinasi wisata Air Terjun Kembar Siapat di Kecamatan Karangan menjadi daya tarik bagi wisatawan. IST

Kabupaten Kutai Timur (Kutim) rupanya menyimpan banyak destinasi wisata tersembunyi. Tidak hanya di perkotaan, di kecamatan pedalaman, pemandangan indah sangat terasa.

 

LELA RATU SIMI, Sangatta

 

KECAMATAN Karangan sungguh familier di mata penikmat alam. Seksinya pegunungan karst yang membentang di antara Kecamatan Sangkulirang-Mangkalihat merupakan budaya yang terkenang sepanjang sejarah.

Bukan hanya itu, Gua Mengkuris juga sangat terkenal. Digadang-gadang tempat ini telah berusia sekira 40 ribu tahun dan telah ditetapkan menjadi warisan dunia. Di Karangan, ada puluhan gua yang dipenuhi coretan, lukisan atau cap di dinding dan tebing, dimana gambar tersebut dibuat orang-orang zaman dulu, sebagai media untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Bentuk visual yang terdapat di dinding-dinding gua merupakan alat komunikasi pada zaman dulu.

Kecamatan yang medannya sulit dilalui itu juga memancarkan keindahan saat menaiki Gunung Beriun, tingginya cukup menantang, sekira 1.261 meter di atas permukaan laut (mdpl). Uniknya, dilengkapi pula dengan sungai marak, aliran air yang berwarna merah dan bisa diminum langsung. Bahkan kekayaan yang jarang diketahui juga saat menjajal pemandian air panas, berbeda dengan Jawa, di sini airnya tidak berasal dari panasnya belerang.

Baru-baru ini, air terjun Kembar Siapat hangat diperbincangkan. Terletak di salah satu dari tujuh di Karangan, yakni di Desa Batu Lepoq.

Untuk mendapatkan keindahannya tidak mudah. Akses utama menjadi medan tantangan yang harus ditempuh. Terlebih saat menapaki jalanan tanah di area perkebunan tanaman hutan industri (HTI) kelapa sawit. Jika kering masih aman. Namun, saat musim hujan, jalanan itu dipastikan berubah menjadi “bubur”. Sehingga memang direkomendasi menggunakan jenis kendaraan dobel gardan.

Jika ditempuh dari Desa Karangan Dalam, butuh waktu sekitar 1,5 jam menuju pintu rimba di Desa Batu Lepoq. Dibutuhkan fisik mumpuni untuk menuju Kembar Siapat Waterfall, karena para penikmat alam harus berjalan kaki (trekking) sejauh 8 kilometer pulang-pergi. Disarankan pula menggunakan sepatu khusus outdoor, apalagi rute jalan setapak ke arah waterfall didominasi trek jalan licin, belum lagi serangan tanaman duri rotan di kiri-kanan jalan yang tumbuh lebat, serta tajamnya batuan karst yang akan dilalui.

Adit, penggiat alam asal Samarinda berkesempatan menjajal sensasi perjalanan menuju Kembar Siapat Waterfall di pertengahan September. Sebelumnya, dia sudah pernah mengunjungi air terjun ini setelah mendaki Gunung Beriun dalam misi pendakian merah putih Agustus lalu. Perjalanan menuju akses memakan waktu dua jam. Saat berjalan, banyak ditemukan jejak rusa dan babi hutan karena memang lokasi itu masih alami, hingga menjadi habitat hewan untuk mencari makan.

"Jalurnya lumayan menguras tenaga. Meski datar tapi cukup panjang. Ada satu tanjakan ketika menemui aliran sungai," ungkapnya. Ia bercerita, curuk itu memiliki dua tingkatan yang dapat dinikmati layaknya dari tribune penonton stadion sepak bola. Untuk di bawah ada dua waterfall, masing-masing di kiri dan kanan, hanya berjarak sekitar 30 meter. Ketinggiannya sekitar 25 meter. Sementara di atas, bagi penggemar fotografi layak dijadikan spot cantik memotret aliran air dengan teknik slow speed.

"Kembar Siapat bisa dinikmati segarnya air pegunungan karst dengan bermain dan berendam. Lokasi itu tidak berbahaya untuk terjun ke dalam air. Namun, tetap disarankan menjaga keamanan, jadi harus bisa berenang," bebernya.

Ali dari Komunitas Pecinta Alam (KPA) Sangatta Backpacker menjelaskan keindahan Kembar Siapat. Menurut dia, tidak kalah indah dengan air terjun Tumpak Sewu. Wisata andalan di Kabupaten Lumajang yang sudah mendunia karena punya keaslian alam yang megah dan mirip Niagara Waterfall.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X