Olah Ikan Surimi, Poklahsar Talisyan Mulai “Banjir” Pesanan

- Sabtu, 26 September 2020 | 11:55 WIB
POTENSI: Endang dengan produk olahan ikannya bisa dijual hingga keluar Berau.
POTENSI: Endang dengan produk olahan ikannya bisa dijual hingga keluar Berau.

TANJUNG REDEB – Setelah sempat berhenti melakukan pengolahan surimi ikan, yakni daging ikan menjadi produk olahan siap saji, Kelompoh Olah Pasar (Poklahsar) Kecamatan Talisayan mulai dapat pesanan kebanjiran orderan.

Endang, satu di antara 12 Poklahsar di Kecamatan talisayan menuturkan, selama pandemi hingga masa tatanan baru, nyaris sempat berhenti melakukan pengolahan bahan ikan mentah menjadi bahan surimi, alias olahan ikan siap saji seperti pentol, nuget, empe-empe, dan kerupuk. "Bukannya tidak ada bahan, malah bahan menumpuk, tapi pembeli tidak ada," paparnya.

Dikatakan Endang, di era normal baru, dirinya dan beberapa rekan mulai kembali melakukan pengolahan surimi. Namun, sempat terjadi kendala lantaran hingga Agustus belum ada pemesanan dari luar daerah seperti biasanya. Hal tersebut yang membuat sebagian rekannya khawatir akan merugi lantaran sudah beberapa modal yang telah dikeluarkan.

Sejak September, pemesanan dari dalam Berau dan luar Berau seperti Samarinda atau Tarakan mulai berdatangan. Sebagian anggota kelompok Poklahsar Talisayan kembali menekuni usaha pengolahan surimi yang sempat berhenti beberapa bulan lalu. "Memang sih belum semua anggota kami melakukan produksi ikan surimi," katanya.

Dijelaskan Endang, hingga saat ini, di antara 12 anggota Poklahsar, baru lima orang yang kembali melakukan produksi. Hal itu lantaran pemesanan masih jauh di angka normal seperti sebelum pandemi.

"Kira-kira saat ini pemesanan itu baru berkisar 40-50 persen aja tiap bulan," jelasnya. "Kalau saya sendiri sama seperti teman-teman, kegiatan produksi berkisar 50 persen," tambahnya.

Adanya penurunan tersebut membuat Endang terpaksa memberhentikan beberapa karyawannya, yang semula 10 orang, kini hanya berkisar tiga lantaran produksi belum stabil.

Selama Poklahsar Kampung Talisayan terbentuk dan melakukan kegiatan pengolahan ikan surimi, secara teknis hanya terkendala pada kurangnya peralatan yang memadai, seperti oven untuk mengeringkan produk olahan, termasuk alat pemisah daging ikan dengan tulang (mesin suritech). (*uga/dra/k16)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X