Infrastruktur Wisata di Kutim Kurang Layak, Sulit Lakukan Pengembangan

- Kamis, 24 September 2020 | 11:36 WIB
BUTUH PERHATIAN: Kelompok sadar wisata melakukan survei di Kutim.
BUTUH PERHATIAN: Kelompok sadar wisata melakukan survei di Kutim.

Lima belas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) masih sulit mengembangkan potensi pariwisata di Kutai Timur (Kutim). Hal itu disebabkan minimnya fasilitas yang dimiliki.

 

SANGATTA – Padahal, potensi pariwisata di Kota Tercinta–sebutan Kutim– cukup banyak, sebagian di antaranya masih belum terekspos dan diketahui publik. Terlebih untuk mengenalkan ke khalayak sangat sulit, mengingat infrastruktur kurang memadai.

Sektor wisata juga sempat meredup, bahkan anjlok saat badai Covid-19 mewabah di Indonesia. Hal itu membuat pemerintah mengalihkan pariwisata hanya pada pembinaan kelompok-kelompok tersebut.

Dijelaskan Ketua DPC Pramuwisata Indonesia (HPI) Kutim Askhar Muzakkar, saat pandemi berkecamuk, pariwisata tidak dapat berjalan hingga saat ini. Mencari alternatif lain perlu dilakukan, dengan melakukan peningkatan ilmu pengetahuan pariwisata. "Kondisinya jauh dari normal. Sekarang fokus pembinaan pada Pokdarwis untuk pengelolaan objek wisata lokal," ujarnya saat diwawancarai (23/9).

Namun, Pokdarwis Kutim, menurut dia, masih terkendala dengan banyak hal. Selain fasilitas pemandu, pihaknya juga memerlukan infrastruktur dan sarana-prasarana yang layak. "Kami sangat butuh bantuan dari pemkab atau swasta yang bisa bekerja sama untuk mengembangkan objek. Sebab, di Kutim banyak yang berpotensi," tuturnya.

Seperti kawasan wisata Teluk Kaba, Danau Ulin, Pantai Pasir Putih, Hutan Bakau hingga tempat lain yang sedang dieksplorasi. Tidak hanya itu, menurut Askhar, pembudidayaan juga dapat digaungkan. "Banyak yang dapat digali, mulai budi daya rumput laut yang dapat dijadikan kudapan, atau edukasi pembuatan kerajinan tangan serta membuat cendera mata dari limbah kerang laut yang sudah mati," bebernya. Untuk mengembangkan potensi itu, sangat membutuhkan fasilitas yang memadai. Jika tidak terpenuhi, lanjut dia, akan berdampak pada kenyamanan pengunjung. "Dampaknya pengunjung mengalami kesulitan menuju lokasi, kenyamanan pengunjung karena kurang layaknya fasilitas juga sangat mengganggu," ujarnya.

Tidak hanya aturan protokol kesehatan yang membuat masyarakat sulit berwisata, fasilitas seadanya seperti penginapan yang masih menggunakan rumah nelayan, tidak ada toilet yang layak, serta belum ada dermaga yang permanen, menjadi pemicu Kutim kurang diminati. "Masih seadanya sekali. Toilet umum belum layak, dermaga pelabuhan masih seadanya. Kasihan, tidak mendapat perhatian. Kami butuh alat snorkeling, pelampung, dan perahu wisata," tandasnya.

Padahal, Teluk Kaba dianggap berpotensi menjadi destinasi wisata alternatif yang bagus untuk pengunjung lokal saat ingin menikmati wisata alam. Dia mengatakan, HPI giat mendampingi Pokdarwis agar objek wisata, khususnya Teluk Kaba bisa dikenal dan dikunjungi wisatawan.

"Mudahan ada perbaikan jalan dari arah jalan masuk ke Muara Teluk Kaba. Pembenahan toilet umum, gazebo, hingga gapura," tutupnya. (*/la/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X