September merupakan bulan gemar membaca. Pada bulan itu juga, tepatnya 14 September ditetapkan sebagai Hari Kunjung Perpustakaan sejak 1995. Tahun ini, peringatan tersebut tak semeriah biasanya. Pihak perpustakaan pun menyiasatinya dengan memaksimalkan media daring.
SEJAK kasus konfirmasi positif pertama dikonfirmasi di Kaltim, Gubernur Isran Noor langsung membuat edaran. Salah satunya, menutup layanan on site atau kunjungan ke perpustakaan. Hal itu dijelaskan Kepala Bidang Layanan, Otomasi, dan Kerja Sama Dinas Perpustakaan Kearsipan dan Daerah (DPKD) Kaltim Taufik.
“Untuk layanan kita tutup sejak 23 Maret. Hanya ada dua yang kita layani, yakni pengembalian buku dan membuat keterangan bebas pustaka bagi mahasiswa. Belum dibolehkan buka oleh Pak Gubernur,” ujarnya.
Mengenai Hari Kunjung Perpustakaan, Taufik menjelaskan, setiap tahun DPKD atau perpustakaan daerah (pusda) turut menyemarakkan. Melalui berbagai lomba serta pengenalan kegemaran membaca sejak dini. Terbuka bagi taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini (PAUD) melakukan kunjungan wisata perpustakaan.
“Titik pengembangan minat baca kan ada di anak usia dini. Ada juga kegiatan segmen pelajar hingga mahasiswa. Ada mewarnai sampai lomba resensi buku. Itu normalnya kegiatan sebelum pandemi, setelah pandemi ini tidak ada,” jelas Taufik.
Hal itu berkaitan dengan kondisi terbatasnya pertemuan terkait aturan jaga jarak. Juga, pemotongan anggaran pemerintah dan dialokasikan untuk penanganan wabah Covid-19. Wisata perpustakaan pun menjadi salah satu agenda yang cukup menaikkan kunjungan di perpustakaan.
Dijelaskan Taufik, para orangtua murid pun ikut teredukasi dan mendaftar menjadi anggota perpustakaan. Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diberi materi bimbingan pemakai. Hal sederhana seperti bagaimana membuka buku dengan benar, kemudian mencari koleksi hingga dijelaskan berbagai jenis koleksi.
“Sekitar 75 persen pengunjung itu mahasiswa,” ujar Taufik. Disebutkan jika layanan perpustakaan sebelumnya buka pagi sampai sore. Sehingga masuk akal ketika pengunjung selain mahasiswa sedikit. “Mereka yang bekerja akhirnya tidak punya waktu. Jadi, kami buka layanan sampai malam,” lanjut dia. Dan menurutnya lumayan meningkatkan kunjungan umum.
FOKUS DI DIGITAL
Suatu ketika, Taufik menerima laporan bahwa ada sekelompok mahasiswa yang asyik diskusi padahal waktu operasional perpustakaan sudah habis. Mereka kecewa dan memohon diberi waktu untuk merampungkan hasil diskusi.
“Berangkat dari kekecewaan itu, kami berpikir bagaimana perpustakaan ini bisa diakses 24 jam. Solusi yang kami berikan yakni meluncurkan yang namanya Layanan Perpustakaan Setiap Saat (Laper Sesaat),” sebut Taufik.
Merupakan fitur terbaru dari aplikasi digital atau platform media sosial untuk mengakses e-Bookstore dan e-Pustaka. Aplikasi meminjam dan membaca buku daring atau e-Book bernama iKaltim yang diluncurkan sejak 2016.
Fitur Laper Sesaat dimaksudkan agar masyarakat dapat mengakses perpustakaan di luar jam operasional. Melakukan registrasi lewat aplikasi, mengajukan form. Kemudian disetujui dan disampaikan kepada pendaftar.