SAMARINDA–Asap hitam pekat tiba-tiba membubung tinggi di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Gang 3B, RT 35, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, (22/9), sekitar pukul 14.30 Wita. Bangsal dua tingkat terdiri delapan pintu yang tak berpenghuni tiba-tiba terbakar hebat.
Warga sekitar yang melihat sontak berteriak sembari berlarian menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya mencoba menyelamatkan harta benda.
Dari luar rumah, warga bersahutan. Dari penjelasan Yosep (35), putranya yang sedang dalam ayunan untuk ditidurkan langsung dilarikan ke tempat yang lebih jauh. Termasuk istrinya. Meski titik kebakaran berselang lima rumah, dia tak ingin menyepelekan amukan jago merah. Dia ingat betul dua kejadian kebakaran yang merenggut dua nyawa belum lama ini terjadi di Kota Tepian. "Setelah itu angkat barang di rumah Pak RT, karena beda satu rumah aja," ungkapnya. Beberapa warga sebenarnya mencoba menjinakkan api. Sayang, material bangunan yang terbuat dari kayu, membuat kobaran api semakin menjadi. Jarak antara bangunan yang cukup rapat, membuat amukan merambah ke empat rumah di sekitarnya. "Rumah Pak RT ikut terbakar. Kalau yang lain enggak sempat diselamatkan barangnya," ungkap dia.
Ketua RT 35 Maharani mengatakan, sebelum kebakaran terjadi, warga sekitar sempat mendengar letupan suara dari meteran listrik. "Saya lagi di rumah orangtua, enggak jauh dari sini. Istri yang telepon. Rumah awalnya enggak terbakar, tapi karena susah air, nyeberang (apinya)," terang Maharani.
Akibat amukan jago merah, 5 bangunan terdiri dari 4 rumah tunggal, dan 1 bangsal delapan pintu ludes. Sebanyak 15 jiwa dari tiga kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. "Awalnya dari bangsal yang kosong. Memang sudah lama kosong, dulunya ada yang isi," jelasnya.
Akses jalan yang sempit dan minimnya sumber air, membuat pemadaman berangsur lama. Jago merah baru bisa dijinakkan sekitar pukul 16.00 Wita. "Untuk penyebabnya masih ditelusuri kepolisian, dugaan sementara karena korsleting listrik," singkatnya. (*/dad/dra/k8)