Aktivitas truk pengangkut minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), kerap curi-curi waktu saat melintas di jalan umum, khususnya di wilayah ibu kota Sendawar. Apalagi, muatannya yang berlebihan juga menjadi sorotan masyarakat.
SENDAWAR–Pelanggaran kendaraan bermuatan lebih ini sangat mengganggu aktivitas berkendara jalan umum. Selain muatan berlebih, ulah sopir ugal-ugalan mengancam pengendara lain.
"Mereka seakan hanya memikirkan keuntungan, tidak memikirkan keselamatan bersama. Jadi, ini harus segera ditindak," ungkap Wahyudi, warga Kampung Sendawar, kepada media ini.
Menanggapi hal itu, Kepala Dishub Kubar Rakhmat mengatakan, pihaknya telah sebulan terakhir mendirikan posko pemantauan lalu lintas angkutan, di kawasan Taman Budaya Sendawar (TBS), Barong Tongkok.
Posko itu, kata Rakhmat, didirikan dalam upaya menjaga dan mengendalikan lalu lintas angkutan, milik perusahaan kelapa sawit di Kota Sendawar. “Kami pantau dan tertibkan jika ada muatan berlebih,” kata Rakhmat.
Alasannya, lanjut Rakhmat, dirinya kerap mendapati kendaraan pengangkut minyak kelapa sawit, atau crude palm oil (CPO), melintas di jalan-jalan utama Kota Sendawar. Mobil bermuatan berat macam truk CPO itu, ungkap Rakhmat, jelas dilarang melintas di jalan utama.
Parahnya lagi, tak jarang para pengemudi truk itu, berkendara secara ugal-ugalan dan mengabaikan pengguna jalan lain. “Untuk itu kami buatkan posko ini, agar bisa meningkatkan pengawasan. Jangan sampai terjadi lagi hal-hal yang merugikan," tukasnya.
Sayang, meski telah mendirikan posko, upaya pengawasan belum berjalan maksimal. Musababnya, Dishub Kubar masih kekurangan personel, sehingga pengawasan tak bisa dilakukan selama 24 jam.
“Ya ke depannya kita akan coba untuk bekerja sama dengan Polres Kubar dan Satpol PP Kubar," pungkasnya. (rud/kri/k8)
