Fokus Perbaiki SDM dan Kontribusi EBT

- Senin, 21 September 2020 | 11:02 WIB
Pemprov Kaltim berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar lebih inovatif.
Pemprov Kaltim berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar lebih inovatif.

SAMARINDA- Penurunan ekonomi yang cukup dalam pada triwulan II 2020, yakni minus 5,46 persen (year on year/yoy) membuat Pemprov Kaltim bergerak cepat. Saat ini mereka berusaha melakukan transformasi ekonomi agar bisa bangkit setelah pandemi. Termasuk fokus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Muhammad Sa’bani mengatakan, transformasi ekonomi sangat dibutuhkan Kaltim. Terlalu bergantung pada satu sektor usaha membuat ekonomi berfluktuasi. Tapi untuk melakukan transformasi ekonomi membutuhkan pemanfaatan teknologi yang maksimal.

Transformasi ekonomi Kaltim sudah memiliki konsep yang sudah tersusun dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). “Transformasi ekonomi yang ada di RPJMD merupakan program jangka panjang yang sudah dipikirkan secara matang,” ungkapnya, Minggu (20/9).

Dia menjelaskan, transformasi ekonomi yang dimaksud yakni dengan cara mengembangkan sumber daya alam buatan. Kemudian diolah menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi. Sehingga tidak bergantung lagi pada sumber daya fosil. Tujuannya agar pemanfaatan sumber daya-sumber daya yang bisa diperbaharui bisa digunakan.

Namun untuk sumber daya fosil tetap akan dioptimalkan. Kaltim harus mengoptimalkan pemanfaatannya. “Maka transformasi ekonomi memang perlu dilakukan. Tidak hanya pada pemanfaatan sumber daya alam terbarukan saja. Transformasi ekonomi bisa juga dilakukan di infrastruktur dan industri,” katanya.

Menurutnya, sumber daya di Kaltim yang dapat diperbaharui seperti karet, sawit, juga kayu. Walaupun kayu bisa dikatakan lesu, optimisme tetap ada. Apabila dikelola dengan baik kayu berpotensi menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi juga.

Meskipun transformasi ekonomi yang berhubungan dengan sektor penanaman pun masih berbanding terbalik dengan situasi di lapangan. Lantaran beberapa lokasi masih ada yang beraktivitas tambang. “Sedangkan untuk industri, kawasan industri Kaltim memang membutuhkan evaluasi,” tuturnya.

Utamanya perkembangan KEK Maloy masih melakukan evaluasi perda kawasan. Namun evaluasi itu masih untuk wilayah Maloy saja. Sedangkan untuk wilayah Batuta Trans Kalimantan masih belum memiliki lahan. Terkait infrastruktur listrik diakui belum tersedia. Begitu juga dengan pelabuhan yang juga belum rampung.

Transformasi ekonomi, perbaikan kawasan industri, peningkatan investasi harus dilakukan. Sedangkan pemulihan ekonomi jangka pendek sudah banyak dilakukan dengan berbagai subsidi untuk masyarakat. Subsidi bagi pelaku usaha dan lainnya. “Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi upaya perbaikan ekonomi. Selain memberikan subsidi, perbaikan SDM juga perlu agar masyarakat lebih inovatif dan berdaya saing,” pungkasnya. (ctr/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga Bahan Pokok di Balangan Stabil

Rabu, 24 April 2024 | 15:50 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X