BALIKPAPAN - Bantuan donasi kuota bagi para murid yang belajar di madrasah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) RI memang belum tersedia. Baru sebatas surat pemberitahuan terkait kerja sama dengan pihak provider.
Kebijakan bantuan kuota bagi para murid kembali ke masing-masing sekolah. Bila memang memungkinkan, sisa dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang dimiliki sekolah dapat dipergunakan.
Baik provinsi maupun daerah sejauh ini memang belum ada yang melakukan pendataan murid. Akan tetapi, ketika pusat ingin memberikan bantuan, pihaknya siap membantu menyosialisasikan dan pengumpulan data murid.
"Dari pusat memang tidak ada bantuan kuota. Adanya informasi kerja sama dengan provider berupa bantuan kartu perdana, tetapi untuk kuota tetap beli, meski mungkin harganya lebih murah," ucap Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Balikpapan, Sinta Ningsih.
Lanjut dia, dana BOS semester dua belum turun membuat pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak. Apalagi dengan dana yang terbatas, membuat sekolah mesti memerhatikan mana yang masuk dalam prioritas, di antaranya gaji para guru yang masih kurang.
"Dana BOS saja belum turun. Lalu ada pemotongan Rp 100 ribu tiap anak. Nah, ini ada wacana pemotongan akan dikembalikan. Namun, saya belum tahu pastinya," ujarnya.
Meski demikian, sebut dia, beberapa madrasah ada yang membantu murid, walau tidak semua menerapkan. Mereka adalah anak-anak yang memang tidak mampu, sehingga membutuhkan bantuan. Jumlahnya pun tidak banyak. Sejauh ini hanya tiga orangtua yang mempertanyakan kepada pihak sekolah terkait bantuan kuota.
Kemungkinan ketersediaan fasilitas di rumah masing-masing anak sudah cukup. Mengingat selama pembelajaran daring berlangsung tidak banyak pula keluhan dari orangtua.
"Artinya kami tetap support dengan memberikan surat rekomendasi, jika memang ada sekolah yang ingin mengajukan proposal bantuan ke provider ataupun perusahaan," ungkapnya. (lil/ms/k16)