Kejar Swasembada dengan Seribu Desa Sapi

- Sabtu, 19 September 2020 | 11:49 WIB
Tingginya kebutuhan daging sapi di Kaltim menuntut pemerintah daerah bergerak cepat dalam mengembangkan hewan mamalia tersebut.
Tingginya kebutuhan daging sapi di Kaltim menuntut pemerintah daerah bergerak cepat dalam mengembangkan hewan mamalia tersebut.

SAMARINDA- Tingginya kebutuhan daging sapi di Kaltim menuntut pemerintah daerah bergerak cepat dalam mengembangkan hewan mamalia tersebut. Seperti diketahui, setiap tahunnya Kaltim memerlukan sekitar 60 ribu ekor sapi. Sayangnya, 72,58 persen kebutuhan sapi ini harus didatangkan dari luar Kaltim, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi.

Berbagai program pun terus dilakukan guna menggenjot populasi sapi di Kaltim, mulai mengembangkan sapi di kebun sawit hingga lahan eks tambang. Tahun ini, Pemprov Kaltim mencoba mini ranch, tapi belum banyak menggenjot populasi. Oleh karena itu, tahun depan rencananya ada program seribu desa sapi untuk mendongkrak jumlah ternak sapi.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, ini merupakan program nasional yang menjadi upaya menciptakan ketahanan pangan asal ternak sapi. Program ini dinilai sesuai mengingat potensi lahan dan keunggulan wilayah yang dimiliki. “Kita harus dukung, sebab selain pemberdayaan kelompok ternak dan koperasi, juga meningkatkan daya saing peternak di daerah,” jelasnya, Kamis (17/9).

Isran menjelaskan, kegiatan peternakan sapi selama ini cukup berkembang dengan mengoptimalkan potensi lahan dan kawasan yang tersebar di kabupaten dan kota. Sehingga, kegiatan peternakan semakin maju dan Kaltim mampu memenuhi kebutuhan daging sapi sendiri. “Harapannya kita bisa swasembada. Semakin banyak program, populasi sapi akan semakin banyak,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Dadang Sudarya mengatakan, program Seribu Desa Sapi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan segera direalisasikan pada 2021. Program ini untuk pengembangan peternakan sapi pada seribu desa se-Indonesia.

“Ditargetkan kelompok-kelompok ternak di desa mengarah ke korporasi atau berbentuk korporasi. Kegiatan peternakan sapinya dari hulu hingga hilir,” jelasnya. Kegiatan ini tambahnya, dikhususkan bagi kelompok ternak yang sudah mapan. Dimulai budidaya, memelihara hingga memasarkan mampu dilakukan kelompok ternak itu sendiri.

Bahkan, produk ternaknya ada yang sudah dalam kemasan atau olahan, bukan sekadar daging atau sapi potong saja. Dadang berharap kelompok ternak korporasi ini selain memahami pasar, juga bekerja sama dengan rumah potong hewan (RPH). “Nanti untuk mendukung program ini kita akan siapkan kelompok ternak di desa-desa kita. Sehingga bisa mengikuti program seribu desa sapi ini,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X