Bak asam bersua garam, kesamaan visi-misi mempertemukan Andi Harun dan Rusmadi dalam satu belanga. Belanga perjuangan di atas panggung Pilkada Samarinda 2020.
Lebih dari dua dekade malang melintang di dunia perpolitikan Kaltim membuat nama Andi Harun masyhur Bumi Etam. Pria kelahiran Bone, 12 Desember 1972 itu sudah menghiasi wajah perpolitikan sejak 1999. Meniti karier sebagai ketua Komisi E DPRD Kaltim kala itu. Popularitasnya melejit. Kepercayaan publik meningkat. Terbukti, dia tak sekalipun meninggalkan Karang Paci, sebutan Kantor DPRD Kaltim, sejak berjuang di kancah politik.
Setelah kenyang asam garam legislatif, Andi Harun mencoba pindah gelanggang. Meniti langkah di lajur eksekutif. Turun ke arena Pilkada Samarinda 2020. Memang, ini bukan kali pertama dia mencoba pindah haluan. Namun, kegagalan sebelumnya menyisakan pengalaman berharga.
Gayung bersambut. Kematangan Andi Harun sebagai politikus bertemu kemapanan Rusmadi yang lahir di dunia akademis. Berpengalaman memimpin dari level sekolah hingga perguruan tinggi.
Matang di dunia akademis, Rusmadi mulai meniti karier birokrat. Puncaknya, dipercaya mengampu jabatan sekprov Kaltim pada masa Gubernur Awang Faroek Ishak. Sebelum berada di puncak tertinggi jabatan aparatur sipil negara (ASN) itu, Rusmadi menuntaskan amanah sebagai kepala Bappeda Kaltim.
Seperti asam bersua garam, Andi Harun dan Rusmadi berjodoh pada Pilkada Samarinda kali ini. Unifikasi dua tokoh yang matang di dunia masing-masing menghasilkan pasangan populer di mata masyarakat.
“Andi Harun dan Rusmadi selalu mendapat tempat di hati masyarakat,” ujar Sadikin, sekretaris DPD Perindo Samarinda. Perindo satu di antara lima partai non-parlemen yang merasa memiliki kesamaan visi dan misi dengan Andi Harun-Rusmadi. Sehingga mereka siap berjuang bersama. Partai non-parlemen lainnya yang memilih jalan yang sama adalah PKPI, PBB, PSI, dan Partai Berkarya.
Tak perlu diragukan, Andi Harun-Rusmadi begitu dikenal masyarakat. Nun jauh saat tokoh dan partai politik lain masih menyusul puzzle pencalonan Pilkada Samarinda, Andi Harun-Rusmadi bahkan sudah mendeklarasikan diri. Pada 23 Februari 2020. Digelar terbuka. Dibanjiri massa. Puluhan ribu orang memadati arena di seputar GOR Segiri Samarinda. Saat itu, pandemi Covid-19 belum menjadi momok di Tanah Air. Apalagi Samarinda.
Tak hanya masyarakat biasa tumpah ruah, para tokoh pun tak ketinggalan. Seperti anggota DPR RI Awang Faroek Ishak, yang mantan gubernur Kaltim itu. “Saya datang untuk memberi dukungan. Keduanya sanggup mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Faroek saat itu.
Tak berhenti sampai di situ. Mesin tim terus bergerak. Bersosialisasi ke penjuru Samarinda. Menyebarkan rencana besar yang diusung Andi Harun-Rusmadi. Seperti menuntaskan penyakit menahun Kota Tepian; banjir. Juga mengubah wajah kota, hingga program Rp 100–Rp 300 juta per RT per tahun.
“Program ini (Rp 100-Rp 300 juta per RT per tahun) merupakan upaya membangun Samarinda yang merata dan berkeadilan,” ujar Syaparudin, juru bicara Andi Harun-Rusmadi.
Program ini diwujudkan dalam kontrak politik. Dengan tiap RT. Saat ini sudah menjangkau lebih dari 50 persen dari dua ribu RT se-Samarinda. Dan merata di tiap kelurahan. Setiap kali tim mengagendakan sosialisasi kontrak politik, antusiasme masyarakat tak terbendung.
Andi Harun-Rusmadi berjalan beriringan pada program ini. Berbagi tugas dan wilayah. “Saya baru dari Pulau Atas,” ujar Rusmadi, Rabu (16/9). “Bukan semata karena program itu, saya memang biasanya juga jalan-jalan ke sana,” tambah dia.
