Jatuh Bangun Buka Akses Darat, Transportasi Udara Memadai

- Kamis, 17 September 2020 | 14:35 WIB
Bandara APT Pranoto
Bandara APT Pranoto

SAMARINDA–Anggaran dan medan jadi batu sandungan pembangunan jalan dan bandara di Kaltim. Saat ini Pemprov Kaltim fokus membuka akses ke pedalaman. Salah satunya menuju Kabupaten Mahakam Ulu dari Kutai Barat. Kini tengah dilakukan peningkatan jalan dan jembatan dari Tering, Kutai Barat sampai Ujoh Bilang, Mahakam Ulu.

Sejauh ini progres fisiknya mencapai 50 persen. Dalam pelaksanaannya, Pemprov Kaltim bekerja sama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Mulawarman. Dari Tering sampai Ujoh Bilang akan dibangun lima jembatan. Termasuk jembatan di Sungai Ratah. Diharapkan, akhir tahun ini pembangunan sudah selesai.

Program prioritas lainnya, pembangunan jalan perbatasan sepanjang 280 kilometer. Membentang dari Desa Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun menuju Kecamatan Long Pahangai-Kecamatan Long Apari. Lokasinya juga di Mahulu. Proyek ini merupakan kegiatan strategis nasional di Kaltim yang dibiayai APBN.

Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Arih Franata Filipus Sembiring mengatakan, pembukaan akses ke pedalaman merupakan program prioritas gubernur. Lanjut dia, akses ke Mahakam Ulu selama ini masih mengandalkan transportasi sungai. Jadi, berisiko bagi penggunanya. Belum lagi akses sangat bergantung pada pasang dan surut air. Disebut Arih, bagi Dishub Kaltim, semua pembangunan akses perhubungan di Kaltim sama-sama jadi prioritas. Seperti halnya pembangunan bandara yang sudah dimasukkan dalam rancangan pembangunan, namun saat ini masalahnya adalah anggaran.

Misalkan, pada pembangunan bandara. Diakui Arih, bandara di Kaltim masih kurang, seperti di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pejabat daerah PPU diakuinya beberapa kali meminta agar dibangun bandara. Akan tetapi, masalahnya kembali pada anggaran yang disiapkan negara. "Ya PPU bilang kepada kami, kalau bisa tolong lah di PPU ini dibangun bandaranya yang dekat dengan ibu kota negara. Tetapi pembangunan bandara ini mungkin belum masuk skala prioritas," ucap dia.

Pemprov menilai, setelah Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan PPU dan Balikpapan rampung, masih ada Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan yang representatif dan bisa dicapai kurang dari sejam dari PPU. Diketahui, dari 13 bandara yang ada di Kaltim saat ini, enam di antaranya adalah bandara berkategori publik. Bandara tersebut adalah Bandara SAMS Balikpapan, Bandara Datah Dawai di Mahakam Ulu, Bandara Melalan di Kutai Barat, Bandara Kalimarau di Berau, Bandara Maratua di Berau, dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT) di Samarinda.

Nama bandara terakhir kini menjadi tumpuan baru penerbangan di Kaltim setelah Bandara SAMS. Dibuka sejak akhir 2018, APT Pranoto sempat melayani hingga lima ribu penumpang dalam sehari. Dalam lawatannya awal September lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, mulai 2020 hingga 3 tahun ke depan, Bandara APT Pranoto akan mendapat sejumlah pembangunan. Di antaranya, melanjutkan pembangunan pagar pengamanan sisi udara dan pengadaan perlengkapan watch room. Selain itu, rekondisi dan reinstalisasi air bersih juga studi sistem drainase dan pengerasan lahan.

Selain itu, kini Bandara APT Pranoto tengah membuka layanan kargo. Kepala Bandara APT Pranoto Agung Pracayanto mengatakan, adanya layanan kargo akan mendukung rantai pasok logistik di Samarinda dan sekitarnya. Hal ini merupakan langkah maju dan akan diterapkan sesuai protokoler keamanan nasional dan internasional. "Dengan adanya ini, nanti dari wilayah lain langsung ke Samarinda. Jadi, ya kita harapkan pelan-pelan ini ekonomi akan tumbuh. Saya yakin dengan tumbuhnya ekonomi, jasa logistik akan lebih berkembang," jelas Agung.

Pembangunan ini tak lepas dari menyongsong keberadaan IKN di Kaltim. Memang keberadaan IKN di provinsi ini membuat sejumlah akses dipacu pembangunannya. Saat ini tol pertama di Kalimantan, yaitu tol Balikpapan-Samarinda sudah dioperasikan pada Seksi 2, Seksi 3, Seksi 4. Sementara Seksi 1 dan Seksi 5 ditargetkan beroperasi Oktober mendatang. Menyusul itu, masih ada tol dari Balikpapan menuju IKN dan tol Samarinda Bontang yang akan saling terkoneksi. Tidak hanya akses darat dan udara, akses laut juga dibangun. Selain pelabuhan-pelabuhan yang sudah ada seperti di Balikpapan atau Samarinda, pelabuhan di Maloy, Kutai Timur juga dibangun. Pelabuhan ini terintegrasi dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloy.

Pelabuhan ini berada di posisi geostrategis karena terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Artinya, KEK Maloy menjadi lintasan laut perdagangan internasional yang menghubungkan Kalimantan dan Sulawesi serta jalur regional lintas trans Kalimantan. (nyc/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X