BUKUAN–Masyarakat sudah selayaknya mendapat fasilitas infrastruktur yang baik. Salah satunya, jalan. Namun, rasanya sulit dirasakan warga Bukuan, Kecamatan Palaran.
Bagi warga sekitar, jalan bebas lubang masih hanya angan-angan belaka. Jalan Delima yang seharusnya mendapat perbaikan Maret lalu, terpaksa tertunda. Padahal, menjadi akses pintu masuk ke kawasan Bukuan. Bukan hanya lubang-lubang, debu pun termasuk masalah yang tak kunjung selesai. Terlebih jika hujan melanda, jalan sepanjang 500 meter itu menjadi licin. Kubangan lumpur menghiasi sepanjang jalan. "Sebenarnya itu sudah diusulkan saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2019 lalu. Itu juga jadi prioritas di Palaran," ungkap Lurah Bukuan Suyoto saat dikonfirmasi, (16/9).
Usulan perbaikan jalan yang menjadi prioritas itu terpaksa ditunda setelah wabah Covid-19 melanda. Warga sekitar harus kembali menunggu hingga 2021. "Sebenarnya bulan tiga lalu bisa ada perbaikan, tapi karena Covid-19 semua anggaran ditarik. Enggak cuma Jalan Delima, perbaikan sampai ke Jalan Kedondong," jelasnya.
Menambal lubang menganga dengan pasir dan batu koral, yang dilakukan secara swadaya, menjadi upaya sederhana yang dilakukan masyarakat agar jalur tersebut tetap bisa dilintasi pengendara. Setidaknya untuk mengurangi lubang-lubang yang mulai bertambah dalam.
"Ya kalau sudah dalam (lubang), tambal sulam aja dari LPM dan warga sekitar, itu dilakukan saat gotong royong," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)