BONTANG–Media sosial di Bontang dihebohkan dengan sebuah posting-an musibah seorang balita tenggelam saat perjalanan wisata ke Pulau Beras Basah, Selasa (15/9).
Kabar tersebut menceritakan, kapal yang ditumpangi keluarga tersebut goyang. Sehingga menyebabkan salah satu balita tenggelam. Lantas korban dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Taman Husada untuk mendapatkan perawatan medis. Dan saat dilakukan rapid test, disebut hasilnya reaktif. Termasuk kedua orangtuanya.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik RSUD Taman Husada dr Niken Titisurianggi membenarkan adanya informasi seorang balita yang sedang dirawat karena kasus tenggelam.
Dia menyebut, pasien masuk sekitar pukul 16.00 Wita. Hasil rujukan dari salah satu rumah sakit swasta. Langsung mendapatkan perawatan di IGD rumah sakit.
“Karena penatalaksanaan medis utamanya perlu dilakukan di IGD. Sehubungan riwayat kasus tenggelamnya. Penanganan yang diberikan sesuai indikasi,” kata dr Niken.
Menurut dia, dari rumah sakit perujuk telah disertai hasil rapid antibody. Hasilnya reaktif. Akan tetapi setelah dilakukan pemeriksaan serupa di RSUD menjadi non-reaktif. Hanya kedua orangtua juga dilakukan langkah serupa. Hasilnya reaktif.
“Sementara itu, masih menunggu hasil swab PCR-nya. Sementara dirawat di ruang isolasi Poli Covid,” tuturnya. Berkenaan dengan itu ruang IGD dilakukan disinfeksi, pada Rabu (16/9) pagi. Beberapa jam kemudian pelayanan dibuka lagi.
Kaltim Post berupaya meminta konfirmasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kronologi kejadian. Kepala BPBD Bontang Ahmad Yani mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Pasalnya, tim fokus terhadap kejadian kapal karam yang terjadi di Marangkayu. Akan tetapi, informasi didapat ketika korban sudah di rumah sakit. Sehingga tidak mengetahui kronologi kejadian.
"Tidak ada laporan yang masuk. Biasanya kami patroli ke Beras Basah tiap Sabtu dan Minggu," singkatnya. (*/ak/rdh/k8)