Ulik Chodratillah, Ingin Bersaing Secara Kualitas

- Kamis, 17 September 2020 | 13:40 WIB
PELATIHAN: Ketika pertama menjadi mentor, Ulik merasa senang dengan aktivitas transfer ilmu. Kini dia tak hanya melayani pelatihan kolektif, tapi juga privat hingga online.
PELATIHAN: Ketika pertama menjadi mentor, Ulik merasa senang dengan aktivitas transfer ilmu. Kini dia tak hanya melayani pelatihan kolektif, tapi juga privat hingga online.

Ulik Chodratillah

Ingin Bersaing Secara Kualitas

Setelah lulus kuliah, masih belum terbayang ingin kerja seperti apa. Ulik Chodratillah pun menyulap kain flanel jadi rangkaian bunga cantik. Sejak 2017 memulai usaha, dia ingin agar rangkaian bunga flanel semakin dihargai. Juga pengusaha serupa bisa lebih mengedepankan kualitas.

DARI rumah produksi di Komplek Griya Permata Hijau Samarinda Blok C, susunan buket bunga flanel aneka warna tersusun cantik. Ulik sedang merapikan bunga-bunga tersebut. “Ada yang sudah pesanan orang, ada beberapa ready stock,” ujarnya ramah.

Sambil memegang salah satu buket bunga, kisah perjalanan usahanya pun mengalir begitu saja. Ulik merupakan alumnus Universitas Negeri Yogyakarta, lulus pada 2017 dia harus kembali ke kota kelahiran, Samarinda.

“Posisinya ibu sedang sakit, saya anak bungsu dan perempuan satu-satunya. Jadi diminta balik. Padahal niatnya cari kerja di sana (Yogyakarta), akhirnya kepikiran bikin bunga flanel ini,” jelasnya.

Tidak belajar dari YouTube, tidak juga mengikuti kursus tertentu. Murni ide pembuatan flanel muncul dari kepalanya. Dia pelajari bagaimana bentuk kelopak bunga asli, kemudian coba aplikasikan di kain flanel dan dia bentuk.

“Selain itu, di Yogyakarta memang sudah banyak yang jualan dan model bunga macam-macam. Jadi berdasarkan itu juga ingin coba usahanya. Soalnya di rumah juga cuma diam saja,” ungkap Ulik.

Diakui pertama kali mencoba memang penuh tantangan. Trial dan error menurutnya wajar. Dalam waktu sebulan dia terus latihan membuat kerajinan tangan yang baik. Hingga pada April 2017, dia berani memasarkan bunga buatannya.

“Awalnya memang dari teman-teman yang beli. Saat itu di Samarinda yang jual bunga flanel masih sebatas pada satu model bunga yaitu mawar. Nah saya yang coba dengan model bunga lain,” ujarnya.

Semakin mencoba, Ulik mulai menemukan cara yang tepat dalam merangkai bunga. Pada saat itu yang meramaikan adalah kawannya, jelang wisuda. “Teman juga yang akhirnya semakin naikkan nama,” lanjut Ulik.

Hingga pada 2019, dia dibantu dua orang dalam pengerjaan. Pada tahun itu, usaha buket bunga flanel sedang ramai. Banyak yang melirik. Sebab cocok untuk diberikan pada mereka yang lulus kuliah, serta memiliki kelebihan dapat disimpan dan bertahan lama.

“Nah mereka sudah pada lulus, bertepatan juga dengan mulai pandemi. Sepi juga. Berasa banget karena yang ramai kan kalau wisuda, sedangkan sekarang kuliah daring. Biasanya tiap Minggu ada kan orang lulus sidang, sekarang dua Minggu lebih baru ada,” ungkap perempuan kelahiran 1994 itu.

Semakin banyak usaha serupa, Ulik tak menganggapnya sebagai saingan. Sebab namanya crafting atau kerajinan tangan pasti memiliki ciri khas masing-masing.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X