Memanjakan Turbo Timo

- Rabu, 16 September 2020 | 11:47 WIB
Timo Werner
Timo Werner

BRIGHTON AND HOVE– Pelatih timnas Jerman Joachim Loew dikritik pelatih RB Leipzig Julian Nagelsmann kala memainkan Timo Werner sebagai penyerang tengah. Menurut Nagelsmann, Werner yang notabene anak asuhnya musim lalu bisa mengeluarkan kemampuan terbaik ketika bermain di posisi yang tepat. Yakni, di sisi kiri lini serang dan bertandem dengan pemain cepat lainnya di sisi sebaliknya.

Hal itu kemudian diaplikasikan Jogi –sapaan akrab Joachim Loew. Seperti dalam dua laga terakhir Die Mannschaft (sebutan timnas Jerman) di UEFA Nations League 2020–2021, Werner bermain di sisi kiri dengan tandemnya adalah winger Leroy Sane.

Tactician Chelsea Frank Lampard, sepertinya, tidak mau mengingkari referensi tersebut. Demi mengakomodasi Werner, Lampard memainkan skema yang tidak biasa saat menang 3-1 atas Brighton & Hove Albion di Amex Stadium kemarin (15/9).

Chelsea yang biasa bermain dengan skema 4-3-3 berganti dengan 4-2-2-2. Werner bermain di sisi kiri lini serang dan gelandang serang Ruben Loftus-Cheek secara mengejutkan jadi partnernya. Keduanya disokong Mason Mount dan Kai Havertz.

Werner jelas sudah mengakrabi skema permainan itu selama membela RB Leipzig. Dengan skema tersebut, striker 24 tahun itu bisa melakukan banyak aspek dengan kecepatan dan agresivitasnya tanpa terbebani harus menunggu bola di kotak 16 lawan selayaknya pemain nomor 9.

’’Kecepatan dan kecerdasannyalah yang menakutkan bagi para pemain lawan dan Frank (Lampard) ingin memanjakannya dengan skema (4-2-2-2) tersebut,’’ kata penyerang Chelsea pada akhir dekade 1990-an Chris Sutton dalam kolomnya di Daily Mail.

Statistik menjadi bukti. Werner mencatat tembakan paling banyak (5 kali) serta masih terlibat dalam build-up serangan melalui umpan kunci dan dribel. Bermain melebar di lini serang juga meminimalkan kekhawatiran Werner. Yakni, harus banyak terlibat kontak fisik dengan bek lawan yang berpostur kukuh. ”Anda tidak menemukannya di Bundesliga. Di sini (Premier League, Red), saya harus terbiasa mendapati 2–3 pemain lawan bertinggi besar yang siap menghalangi saya sejak saya mulai membawa bola,’’ tutur striker berjuluk Turbo Timo tersebut kepada Bild.

Lampard tidak menampik bahwa Werner bukan tipikal striker yang melekat dengan bek. ”Kadang dia bisa memulai dari area lebih dalam, tetapi saat dia ke depan, dia benar-benar ke depan,’’ tutur pelatih berjuluk Super Frankie itu di laman resmi klub.

Kalaupun ada yang disesalkan Lampard dari debut kompetitif Werner bersama Chelsea adalah tidak adanya tandem yang serasi. Loftus-Cheek menjadi opsi karena duo wide attacker utama lainnya, Hakim Ziyech dan Christian Pulisic, masih absen karena cedera.

Terkait kondisi lutut kanan Werner yang ”dihajar” oleh kiper Brighton & Hove Albion Mat Ryan pada babak pertama, Lampard optimistis tidak serius. Apalagi, akhir pekan nanti (20/9) Chelsea kedatangan juara bertahan Liverpool FC (LFC) di Stamford Bridge.

’’Aku tidak sabar menonton siapa (dari trisula lini serang LFC, yakni Mohamed Salah-Roberto Firmino-Sadio Mane, Red) yang lebih cepat dari Werner,’’ ujar pandit Sky Sports yang juga legenda LFC Jamie Carragher. (ren/c17/dns)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X