Ring Tinju Parc des Princes

- Selasa, 15 September 2020 | 13:28 WIB
Laga PSG vs OM berlangsung panas.
Laga PSG vs OM berlangsung panas.

PARIS – ’’PSG-OM bukan laga utama, ini hanyalah bayi Marseille,’’ begitulah bunyi tulisan pada spanduk yang dipasang Ultras Paris Collective, fans garis keras Paris Saint-Germain (PSG), sebelum Le Classique kontra Olympique de Marseille di Parc des Princes, Paris, kemarin WIB (14/9).

Bayi, karena OM (akronim Olympique de Marseille) tak pernah mengalahkan PSG dalam sembilan musim. Tepatnya sejak 27 November 2011. Nah, provokasi dalam spanduk itulah yang benar-benar merefleksikan panasnya laga klasik terpanas Ligue 1 itu dengan sejarah negatif bagi Les Parisien, julukan PSG.

“Si Bayi” akhirnya mampu mempermalukan tulisan Ultras PSG setelah Florian Thauvin menjebol gawang Sergio Rico saat menit ke-31. Tak hanya kekalahan pertama atas OM sembilan musim terakhir, ini juga kali pertama juara bertahan Ligue 1 tersebut tumbang dalam dua journee beruntun 36 tahun terakhir!

Yang paling memalukan, baik PSG ataupun OM menjadikan Parc des Princes ini menjadi bak ring tinju. Drama pada menit-menit akhir tersebut berujung dengan lima kartu merah dan 14 kartu kuning, rekor kartu merah terbanyak sepanjang era modern Ligue 1. ’’Aku bak menghadiri parodi sepakbola yang meninggalkan reputasi buruk bagi kedua klub. Benar-benar memalukan!’’ kritik kolumnis sepak bola Prancis Pierre Menes, kepada Canal+.

Meski sudah panas sejak awal, baku hantam berawal dari pelanggaran striker OM Dario Benedetto kepada gelandang PSG Leandro Paredes pada menit kelima injury time. Insiden duo pemain Argentino itu merembet ke pemain kedua klub. Bek kiri PSG Layvin Kurzawa dan bek kiri OM Jordan Amavi bahkan saling adu pukul dan adu tendang.

Di tengah keributan itu, Neymar sempat memukul kepala bagian belakang bek tengah Alvaro Gonzalez. Wasit Jerome Bisard tak melihatnya. Tapi, setelah dia melihat tayangan Video Assistant Referee (VAR), Bisard menghadiahi kartu kuning kedua ke Neymar. Pemain termahal dunia itu sempat mengadu hakim garis bahwa tindakannya karena mendapat hinaan rasial dari Gonzalez. Selain Neymar, Benedetto, Paredes, Kurzawa, dan Amavi juga dikartu merah. Besok, Komite Disiplin FFF akan menginvestigasi kasus tersebut.

Dalam akun Twitter-nya, Ney (sapaan karib Neymar) membeberkan kejadian sebenarnya. ’’Sangat mudah VAR melihat seranganku. Sekarang, aku ingin lihat apa ada yang tahu aku telah dia (Gonzalez) panggil “monyet bajingan”? Saat aku melakukan sombrero, aku dihukum. Ketika aku memukul, aku dikeluarkan, bagaimana mereka (yang berkata rasis)?’’ kecam Neymar.

Gonzalez yang notebene mantan pemain Espanyol, klub sekota FC Barcelona yang pada rentang 2013 – 2017 dibela Neymar, juga pernah head to head dengan Ney saat derbi Barceloni. Dia tak merasa melakukannya. ’’Tak ada tempat untuk rasisme. Terkadang Anda harus belajar bagaimana rasanya kalah dan menerimanya di lapangan,’’ sindir Gonzalez, dalam cuitannya.

Tak hanya sekali, sepanjang laga Gonzalez dilaporkan kerap memanggil Neymar dengan panggilan monyet. Jurnalis Telefoot Chaine Gregoire Margotton melaporkan bahwa Ney sempat memberi tahu ke rekan-rekannya bahwa Gonzalez memakinya dengan bernada penghinaan rasial “Tutup mulutmu monyet kotor!”

Jurnalis RTL David Ariello menyebut pihak PSG sedang mencari bukti visual soal hinaan rasial Gonzalez itu. ’’Mereka (PSG) menanggapinya dengan serius. Kemungkinan Senin ini (tadi malam, Red) mereka akan mengajukan bukti-buktinya,’’ sebut Ariello. Jika terbukti maka sanksi larangan bermain selama enam laga sudah menunggu Gonzalez seperti sanksi bagi pelaku ujaran rasisme lainnya.

Angel Di Maria juga ikut terseret dalam sejarah buruk Ligue 1 itu. Tak ikut berkelahi, Di Maria tertangkap kamera meludahi Gonzalez. Padahal, selama pandemi Covid-19 meludah sudah masuk dalam pelanggaran. Terlebih meludahi pemain lawan. Karena dikhawatirkan menularkan virus corona.

Diketahui, Di Maria dan Neymar termasuk pemain yang baru dinyatakan pulih dari virus corona. ’’Aku melihatnya (momen Di Maria meludahi Gonzalez). Ini hal yang harus dihindari di sepak bola dunia. Aku berharap ini tak jadi noda hitam sepak bola negeri ini,’’ klaim entraineur OM Andre Villas-Boas, dilansir laman resmi klub. Pelanggaran protokol kesehatan tersebut bisa berbuah sanksi larangan empat laga bagi Di Maria.

Terlepas dari tindakan memalukan pemain kedua klub tersebut, kekalahan ini menjadikan PSG bak terjun bebas dalam 21 hari. Dari klub yang sebelumnya mencatatkan tinta emas lolos ke final Liga Champions untuk kali pertama, lalu kemarin WIB (14/9) menorehkan noda terburuk dalam sejarahnya tiga dekade terakhir setelah dua kali tumbang dalam dua journee awal Ligue 1. (ren)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X