Oleh: dr Moriko Pratiningrum, M.Kes, SpTHT-KL
SALAH satu kemungkinan gejala awal Covid-19 adalah kehilangan indra penciuman. Kehilangankemampuan indra penciuman atau anosmia, umumnya dapat terjadi saat lapisan saraf penciuman hidung mengalami iritasi atau terjadi sumbatan hidung. Sehingga molekul aroma tidak bisa sampai ke area reseptor saraf penciuman. Anosmia bisa berlangsung sementara. Namun dapat juga permanen.
Banyak pasien yang terinfeksi Covid-19 melaporkan anosmia tiba-tiba. Dan kemudian secara tiba-tiba pula kemampuan penciumannya kembali normal dalam seminggu atau dua minggu. Dalam kasus lain, anosmia dapat terjadi lebih lama hingga beberapa minggu. Menariknya tidak didapatkan sumbatan pada hidung dan pilek.
Anosmia dapat menjadi pertanda kondisi medis yang lebih serius. Pada jurnal America Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery menyebutkan, gejala anosmia dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi SARS-Cov-2. Laporan penelitian tersebut, anosmia didapatkan pada pasien yang terkonfirmasi swab/PCR Covid-19 tanpa gejala demam tinggi, batuk dan sesak napas.
Penelitian British Association of Otorhinolaryngology mendapatkan anosmia bisa menjadi gejala lain dari infeksi Covid-19. Maka anosmia harus disertakan dalam identifikasi kemungkinan infeksi Covid-19. Penelitian di Tiongkok, Iran, dan Italia juga menunjukkan jumlah pasien dengan infeksi Covid-19 mengalami anosmia. Penelitian Jerman melaporkan, dua dari tiga pasien terkonfirmasi Covid-19, didapatkan keluhan anosmia.
Penelitian di Korea Selatan didapatkan keluhan anosmia pada 30 persen pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Kita ketahui cara SARS-CoV-2 menginfeksi dengan menempel pada reseptor ACE2 pada permukaan sel yang melapisi saluran pernapasan. Protein ACE2 ditemukan pada sel-sel pendukung neuron saraf penciuman dan tidak merusak saraf penciuman. Hal ini yang menjelaskan kalau anosmia tidak hilang permanen dan dapat kembali normal.
Bila terjadi pelepasan sel-sel dan zat-zat peradangan, kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan neuron saraf penciuman, hal ini yang menyebabkan anosmia lebih lama. Bila terdapat gejala anosmia atau kehilangan indra penciuman, disarankan untuk segera melakukan swab atau mengisolasi diri selama 14 hari untuk mencegah penularan Covid-19. Namun tidak berarti anosmia pasti terkait dengan Covid-19.
Tetapi, baiknya segera memeriksakan diri untuk screening awal Covid-19. (*/riz/k8)
(*) Penulis adalah dokter spesialis THT di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.