Rebahan dan Kemanusiaan

- Senin, 14 September 2020 | 12:30 WIB
Naomi Osaka usai mengalahkan Azarenka.
Naomi Osaka usai mengalahkan Azarenka.

NEW YORK- Petenis Naomi Osaka langsung merebahkan tubuhnya di tengah lapangan utama USTA Billie Jean King National Tennis Center kemarin (13/9). Kedua tangannya terlipat di perut. Matanya menerawang jauh ke langit. ”Aku selalu penasaran apa yang dilihat para petenis hebat ketika tiduran di lapangan ini sesaat setelah juara,” kata Osaka dalam seremoni penyerahan piala. ”Ketika melihat momen itu, aku selalu ingin ikut melihat apa yang sedang mereka lihat,” tambahnya dilansir ESPN.

Momen rebahan itu terjadi sesaat setelah petenis 22 tahun tersebut memastikan diri merengkuh trofi grand slam Amerika Serikat (AS) Terbuka tahun ini kemarin. Di final, Osaka menumbangkan perlawanan Victoria Azarenka 1-6, 6-3, 6-3 dalam tempo 1 jam 53 menit.

Rasa penasaran Osaka kini telah terjawab. Dia sudah bisa merasakan sendiri indahnya pemandangan langit di atas USTA Billie Jean King saat baru memenangi partai final AS Terbuka.

Gelar tersebut menjadi kali kedua Osaka memenangi AS Terbuka dalam tiga tahun belakangan. Pada 2018, dia juga menjadi kampiun dengan menumbangkan Serena Williams di final. Total sepanjang karir petenis Jepang itu kini sudah mengumpulkan tiga gelar grand slam. Satu gelar lain dia rengkuh di Australia Terbuka 2019.

”Sepanjang karantina, aku memang sudah membayangkan ingin memenangi kejuaraan ini,” ucap Osaka. ”Aku berlatih begitu keras. Itu semua untuk memberiku kesempatan mewujudkan mimpi tersebut,” tambahnya.

AS Terbuka menjadi grand slam pertama yang diadakan setelah seluruh turnamen tenis berhenti total akibat pandemi Covid-19. Pergelaran itu masih berlangsung tanpa penonton. Hanya bisa disaksikan fans melalui layar televisi.

Osaka juga punya motivasi lain saat datang ke turnamen ini. Yaitu, untuk menyuarakan keadilan dan kemanusiaan bagi kaum kulit berwarna di AS. Dia sudah menyiapkan tujuh masker berbeda yang masing-masing bertulis nama korban rasial dan ketidakadilan di Amerika Serikat (AS) saat datang ke turnamen itu.

Masker tersebut selalu digunakan Osaka saat memasuki lapangan sebelum pertandingan sebagai bentuk dukungan bagi para korban. Tujuh nama pada masker itu sesuai dengan jumlah pertandingan yang dijalani Osaka sejak babak pertama sampai final.

”Dia sangat percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. Padahal, dia terkenal sangat pendiam dan tenang. Aku sangat mengidolakan apa yang dia lakukan,” ucap legenda tenis putri yang juga founder WTA Billie Jean King tentang Osaka. (irr/c12/dra)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hapkido Tambah Kekuatan, Makin Mantap Tatap PON

Sabtu, 27 April 2024 | 10:50 WIB

Cabor Senam Usul Latihan di Luar Kaltim

Sabtu, 27 April 2024 | 10:10 WIB

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB
X