Selain Emas, Properti dan SBN Jadi Opsi Investasi

- Senin, 14 September 2020 | 12:27 WIB
Emas memang menjadi salah satu yang tengah disorot karena lonjakan nilainya yang signifikan. Namun di samping emas sendiri, ada beberapa jenis investasi yang dinilai pengamat memiliki keunggulan untuk menjadi opsi saat pandemi.
Emas memang menjadi salah satu yang tengah disorot karena lonjakan nilainya yang signifikan. Namun di samping emas sendiri, ada beberapa jenis investasi yang dinilai pengamat memiliki keunggulan untuk menjadi opsi saat pandemi.

Situasi ekonomi masih diilputi ketidakpastian yang tinggi. Kondisi tersebut membuat pasar investasi ikut berfluktuasi. Emas memang menjadi salah satu yang tengah disorot karena lonjakan nilainya yang signifikan. Namun di samping emas sendiri, ada beberapa jenis investasi yang dinilai pengamat memiliki keunggulan untuk menjadi opsi saat pandemi.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebutkan bahwa emas memang masih merupakan pilihan favorit masyarakat untuk berinvestasi di saat pandemi Covid-19. Mengingat, emas merupakan salah satu instrumen safe heaven. Ditambah, kenaikan dalam setahun terakhir emas masih juara. ”Harga spot dunia naiknya 28 persen. Emas relatif aset yg aman terhadap inflasi dan resesi. Sehingga banyak orang yang memburu,” ujar Bhima, saat dihubungi kemarin (13/9).

Namun menurut Bhima, ada juga yang menganggap bahwa harga emas sudah over value. Atau rentan ke depan mengalami koreksi. Jika membeli emas dalam jumlah yang besar tentu membutuhkan tempat untuk menyimpan. Praktis, ada biaya tambahan yang harus dibayar setiap bulannya.

Selain itu, emas memiliki selisih (gap) antara harga beli dan harga jual. Harga beli emas PT Aneka Tambang (Antam) pada 11 September mencapai Rp 1.052.520. Sedangkan, harga jualnya di posisi Rp 929 ribu. “Harga jualnya lebih murah daripada saat membeli. Ada selisih biaya di situ,” jelasnya.

Bhima merekomendasikan beberapa pilihan investasi menarik selain emas. Yakni, surat utang pemerintah/surat berharga negara (SBN), deposito, dan reksadana saham. SBN dalam bentuk obligasi negara ritel (ORI) saat ini memiliki imbal hasil 6,93 persen. Hanya dengan uang Rp 1 juta, masyarakat sudah bisa membeli.

Ditambah, selama pemerintah masih melebarkan defisit anggaran artinya kebutuhan surat utang masih cukup tinggi. Maka, sangat berpotensi meraup keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga itu (capital gain). Pembelian SBN juga bisa menggunakan fintech, sehingga prosesnya bisa lebih cepat.

Selanjutnya, deposito bisa menjadi alternatif. Mengingat, deposito dengan simpanan di bawah Rp 2 miliar masih ditanggung oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dalam memilih deposito, masyarakat harus memperhatikan kondisi bank. Tren selama pandemi, banyak nasabah bergeser ke bank dengan modal besar. Bank buku III dan IV. Minusnya, deposito tidak bisa dicairkan secara mendadak bila ada kebutuhan yang urgen. Karena deposito relatif berjangka. Ada yang tiga bulan sampai setahun.

Untuk reksadana, kata Bhima, volatilitas di pasar saham memang cukup mengikat apalagi dalam situasi wabah Covid-19. Tapi, juga bergantung pada pemilihan manajer investasinya. “Lihat yang punya track record bagus, portofolio sahamnya itu bukan saham yang kapitalisasinya kecil atau gorengan,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu.

Di lain pilihan-pilihan tersebut, sektor properti juga disebut tak kalah berpeluang. Pengamat Properti dari Epic Properti Gali Ade Nofrans justru menganggap bahwa pandemi Covid-19 merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti. Menurut Nofrans, hal tersebut dilatarbelakangi pemilik properti lama yang cenderung melakukan likuidasi atau melepas asetnya untuk memenuhi kebutuhan, baik secara bisnis maupun pribadi. ”Sehingga, kondisi saat ini membentuk buyers market,” ujarnya.

Nofrans menambahkan bahwa dampak Covid-19 hanya mengkoreksi penjualan pasar properti di bulan Maret dan April. Selepas periode tersebut, Nofrans menyebut bahwa penjualan mulai bergerak kembali. ”Ini menandakan bahwa industri properti akan bisa bangkit kembali,” bebernya. (agf/han)

 

Pilihan Investasi Favorit di Indonesia

 

Jenis Investasi Persentase Peminat*

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X