TANA PASER-Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pepera, Kecamatan Tanah Grogot dengan Desa Paser Belengkong, Kecamatan Paser Belengkong, ambruk kemarin (13/9). Robohnya jembatan diduga karena kelebihan muatan ditambah faktor usia.
Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post kemarin, jembatan kayu yang memiliki panjang 120 meter dan lebar 3 meter itu dibangun pada 1990-an. Sebelum ambruk, ada puluhan warga berdiri di atas jembatan menyaksikan lomba balap perahu ketinting di Sungai Seratai itu. Meski jembatan tersebut ambruk, masih ada jalan alternatif lainnya untuk menghubungkan Desa Paser Belengkong dan Desa Pepera.
Selama dua hari belakangan, memang ada lomba balap perahu ketinting di lokasi tersebut. Ditengarai karena banyaknya warga yang berdiri sana, membuat jembatan ambruk. Konstruksi tak mampu menahan muatan warga. Akibat kejadian itu, banyak warga mengalami luka ringan. Termasuk anak-anak.
Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser mendata tidak ada korban jiwa saat kejadian sekitar pukul 15.55 Wita tersebut. Kini kondisi sungai tidak bisa dilintasi nelayan atau warga sekitar yang memakai perahu.
Ketua Komisi III DPRD Paser Edwin Santoso yang turun langsung ke lokasi mengatakan, ambruknya jembatan menghambat aktivitas para nelayan sekitar. Dia meminta instansi terkait segera menangani. “Kalau bisa seluruh jembatan gantung di Paser segera dilakukan perawatan dan perbaikan. Jangan sampai kejadian seperti itu terulang,” harap Edwin.
Anggota Komisi III DPRD Paser lainnya yang juga hadir, Eva Sanjaya menyebut, setelah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Paser, kondisi jembatan saat ini harus segera dirombak dan dibangun ulang.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Paser itu menuturkan, pembangunan jembatan baru mesti menunggu APBD 2021. Sebab, di APBD Perubahan 2020 sudah tidak memungkinkan pergeseran anggaran.
“Insyaallah tahun depan dibangun lagi dengan struktur baja. Ini prioritas, karena merupakan jalan penghubung antardesa dan kecamatan. Pemkab Paser akan menyiapkan anggaran tahun depan,” ujarnya.
Kepala Seksi Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Paser Ikhsan Dharmasatrya mengatakan, diperkirakan anggaran yang diperlukan untuk membangun jembatan berkonstruksi baja tersebut sekitar Rp 40 miliar lebih.
Sementara bila membangun ulang jembatan gantung dengan konstruksi yang sama akan memakan anggaran sekitar Rp 10 miliar. “Yang saat ini masih pakai kayu ulin. Lebih baik dibangun ulang dengan konstruksi baja seperti jembatan di Pulau Rantau,” ucap Satrya. (jib/kri/rom/k16)