Harapan Hidup Normal lewat Vaksin Covid-19, Pilih Aman, Bukan Kecepatan

- Senin, 14 September 2020 | 11:29 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Kehadiran vaksin Covid-19 sangat ditunggu. Ia menjadi satu-satunya harapan agar penduduk dunia hidup normal lagi dan keluar dari pandemi. Meski begitu, para ahli harus diberi waktu dan kesempatan demi hasil akhir vaksin yang mujarab.

 

 

’’VAKSIN yang tidak diinginkan siapa pun tidak akan terlalu berguna.’’ Kalimat itu dilontarkan CEO AstraZeneca Pascal Soriot saat memberikan paparan kepada beberapa investor vaksin AZD1222. Itulah vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama Oxford University. Soriot berusaha menekankan bahwa kepercayaan publik pada vaksin yang mereka produksi sangat penting.

Salah satu cara menjaganya adalah mengutamakan keselamatan pengguna di atas segalanya. Soriot memang harus meyakinkan para investornya agar tidak kabur. Sebab, uji coba tahap terakhir vaksin tersebut terpaksa dihentikan sementara setelah seorang perempuan asal Inggris yang menjadi relawan mengalami peradangan pada sumsum tulang belakangnya atau myelitis transversa. Yakni, penyakit yang disebabkan virus.

Apakah virus tersebut berasal dari luar ataukah dari vaksin, itulah yang masih diselidiki. Yang jelas, perempuan tersebut disuntik dengan vaksin AZD1222 yang asli, bukan plasebo. Uji coba tidak akan diteruskan sampai semuanya jelas.

Jika nanti terbukti bahwa penyakit relawan itu berkaitan dengan AZD1222, semua vaksin yang diproduksi harus dimusnahkan. Ibarat lomba, AZD1222 sudah hampir sampai di garis finis. Karena itulah, produksi sudah mulai dilakukan karena mereka yakin vaksin tersebut aman.

Di tengah pandemi yang terus memburuk saat ini, tekanan agar vaksin Covid-19 segera selesai memang kian besar. Beberapa bahkan ditunggangi motif politis. Salah satunya di AS. Presiden AS Donald Trump sempat menyatakan bahwa vaksin bakal tersedia sekitar November ketika pemilu berlangsung. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memaparkan hal serupa.

Trump, rupanya, berupaya mendongkrak popularitas dan dukungan dengan pernyataannya tersebut. Namun, perusahaan-perusahaan farmasi tidak beranggapan demikian. Sembilan perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin Covid-19 membuat pernyataan bersama. Mereka akan menjaga standar etik dan sains. Perusahaan yang tergabung adalah Pfizer, Merck, Johnson & Johnson, BioNTech, GlaxoSmithKline, AstraZeneca, Moderna, Sanofi, serta Novavax.

Setidaknya 70 vaksin Covid-19 yang dikembangkan saat ini berasal dari sembilan perusahaan tersebut. ’’Kami berjanji untuk selalu memastikan keamanan dan kesehatan orang yang divaksin sebagai prioritas utama,’’ bunyi pernyataan bersama sembilan perusahaan tersebut sebagaimana dikutip BBC.

Dirjen Federasi Perusahaan Farmasi Internasional Thomas Cueni menegaskan, sulit membayangkan vaksin yang ada saat ini akan disetujui untuk beredar dan didistribusikan dalam skala besar sebelum akhir tahun.

’’Jelas sekali bahwa perusahaan tidak ingin mengutamakan kecepatan di atas kualitas,’’ tegasnya. Hal senada pernah diungkapkan Juru Bicara WHO Margaret Harris pekan lalu. Yaitu, belum ada satu pun vaksin yang menunjukkan tingkat kemanjurannya setidaknya 50 persen. Padahal, itulah salah satu syarat dari WHO agar vaksin tersebut mendapatkan lampu hijau untuk diproduksi dan digunakan secara masal.

Harris mengungkapkan bahwa vaksinasi masal mungkin baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun depan. (sha/c14/bay) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X