Tetap Antusias Berangkat ke Gereja

- Sabtu, 12 September 2020 | 13:15 WIB
SELALU KUAT: Trinity menunjukkan puzzle hasil karyanya di sela menjalani pengobatan di Tiongkok.
SELALU KUAT: Trinity menunjukkan puzzle hasil karyanya di sela menjalani pengobatan di Tiongkok.

“Kenapa di gereja harus ada bom? Kenapa Ity kena bom? Jadinya Ity kan enggak bisa ke  sekolah. Ity di rumah sakit terus, enggak bisa main sama teman-teman.”

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda

Tidak mudah, ketika lari masih kerap tersandung dan yang dipikir hanya bermain, Ity harus jadi korban yang orang dewasa saja belum tentu kuat. Mau tidak mau, gadis kecil bernama lengkap Trinity Hutahean ini melawan dunia lebih berat. Sebab, ada orang yang mungkin tak ingat apa itu kemanusiaan.

"Sakit mama dioperasi itu, tidak enak cium-cium bius itu. Coba dulu mama operasi itu, sakitnya minta ampun," kalimat-kalimat itu diucapkan Sarina Gultom. Dia meniru keluhan anaknya yang sudah lelah menjalani operasi, yang jumlahnya saja, Sarina sudah tak sanggup menghitung lagi.

Anak perempuannya tidak bakal begini, jika peristiwa itu tidak terjadi. Ingatan Sarina pun melayang pada 13 November 2016. Pada sebuah hari, yang mungkin jika mesin waktu benar ada, dia ingin menghindari hari itu.

Dia ingat, hari itu waktunya beribadah. Namun, suara ledakan menggetarkan gendang telinga Sarina, dan membuat jantungnya hampir berhenti berdegup ketika tahu asal suara itu membuat tubuh anak bungsunya, Trinity Hutahaen terluka parah. Luka bakar di mana-mana, membaurkan jeritan Trinity dan Sarina. Bersamaan dengan jeritan warga mengejar sesosok laki-laki, yang kemudian diketahui bernama Juhanda. Teroris penyebab nestapa yang dirasakan Trinity dan tiga bocah lain.

Sejak saat itu, masa depan rasanya begitu banyak tantangan, terutama bagi si kecil Trinity yang saat itu masih 3 tahun. Sejak saat itu, rangkaian operasi dilakukan Trinity. Luka bakar 50 persen, membuat tim dokter harus bekerja keras. Sempat dioperasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS), September 2017, dengan bantuan para dermawan, Trinity pun dibawa ke Guangzhou, Tiongkok, untuk menjalani serangkaian operasi.

"Awalnya, dua bulan kami di Tiongkok. Di sana dioperasi, jadi untuk menyembuhkan lukanya, tidak ambil kulit dari paha seperti di AWS. Mereka beri semacam balon yang nanti bisa mendorong jaringan kulit," papar Sarina.

Mereka pun kembali ke Indonesia dan beberapa lama menetap di Jakarta. Dokter dari Tiongkok pun turut ke Jakarta karena dokter itulah yang berkompeten merawat balon medis yang ditanamkan ke tubuh kecil Trinity.

Setelah itu, Trinity dan orangtuanya juga banyak bolak-balik ke Tiongkok untuk rangkaian operasi lanjutan. Walaupun, keberangkatan sempat terlambat karena dana yang benar-benar habis. Jadi, Trinity harus menunggu ayahnya mengumpulkan uang lagi. Syukur, bantuan dari para dermawan masih berdatangan.

Sarina mengaku kagum dengan kecanggihan teknologi medis Tiongkok. Mereka bisa membuat jemari tangan kiri Trinity yang kaku, jadi lebih lentur. Juga, banyak progres tampilan jaringan kulit yang lebih baik. Tetapi, lebih kagum dengan putri kecilnya yang kuat menjalani rangkaian operasi. "Luar biasa, ya, kita enggak tahu kekuatan dari mana ini," kata Sarina.

Tak terhitung sudah Trinity mengaduh, menahan rasa nyeri dan perih dari luka karena bom. Begitu juga hati orangtua Trinity yang turut mengaduh tiap anaknya kesakitan. Saat ini, kondisi Trinity sudah 80 persen. Namun, dia belum tahu Trinity kapan bisa operasi lagi. Sebab, Trinity sudah kelelahan dengan operasi. Mereka ingin istirahat dulu.

Sarina memahami, Trinity bakal hidup lebih berat. Luka-lukanya akan membekas. Tetapi, dia juga agak bersyukur Trinity tetap riang. Dia tidak membenci Tuhannya atau takut dengan gereja. Trinity menyukai gereja. Bersenandung memuji Tuhan bertemu rekannya, jadi hal favoritnya. Dia selalu antusias untuk pergi ke gereja Oikumene di Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda. Gereja tempat keluarga ini biasa beribadah, yang juga jadi saksi bisu pengeboman terjadi. "Dia hanya agak risih kalau ada orang yang menatapnya terus," imbuh Sarina.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X