Awas Serangan DBD, Sudah 1.019 Kasus, 6 Meninggal Dunia

- Sabtu, 12 September 2020 | 13:14 WIB
Andi S
Andi S

DKK kesulitan menurunkan kadernya langsung ke rumah-rumah warga selama pandemi untuk menjalankan program pemberantasan nyamuk demam berdarah.

 

BALIKPAPAN—Di tengah pandemi Covid-19 yang terus melonjak, angka pasien yang terserang virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti mulai mengkhawatirkan.

Berdasar data laporan yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota (DKK), kasus demam berdarah dengue (DBD) tahun ini sebenarnya turun dibandingkan 2019 lalu. Namun, bukan berarti tak perlu dikhawatirkan.

Hingga minggu ke-35, jumlah temuan kasus DBD di Kota Minyak mencapai 1.019 kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia tercatat enam orang. Dibandingkan tahun lalu, jumlah kasus di 2020 ini mengalami penurunan, dibandingkan kasus yang terjadi dalam periode yang sama di bulan Agustus 2019. Pada bulan yang sama di tahun kemarin, kasus DBD mencapai 2.841. Serta jumlah kasus meninggal dunia sebanyak 12 orang.

Adapun data bulanan, kasus DBD yang terjadi pada Agustus 2020 tercatat mencapai 131 kasus. Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarti menyebut, Balikpapan Utara merupakan kecamatan dengan temuan kasus tertinggi. Terutama di kawasan Kelurahan Batu Ampar dan Graha Indah.

Urutan kedua Kecamatan Balikpapan Selatan, tepatnya berada di Kelurahan Sepinggan serta disusul Kecamatan Balikpapan Timur tepatnya di Kelurahan Manggar. Serta wilayah lain yang jumlah kasusnya cukup lumayan tinggi berada di Kecamatan Balikpapan Kota di daerah Kelurahan Klandasan.

"Kami harap masyarakat tetap waspada bahaya ancaman penyebaran kasus demam berdarah di tengah pandemi Covid-19. Jaga lingkungan agar tetap bersih, rutin membersihkan penampungan air, dan memberantas sarang nyamuk," pesannya.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit guna melalukan pendataan. Pelaksanaan fogging tetap dilakukan pada kasus tertentu. Kader jumantik diminta melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi melalui berbagai media sosial maupun telepon kepada masyarakat. Mengingat DKK sulit menurunkan kadernya secara langsung ke rumah-rumah warga selama pandemi untuk menjalankan program pemberantasan nyamuk demam berdarah.

Fogging jika memenuhi indikasi, jadi tidak semua kasus di wilayah dilakukan fogging. Sebab, asapnya tidak baik bagi kesehatan bila terhirup, maka harus dicermati dulu," ucap perempuan yang akrab disapa Dio tersebut.

Dia pun mengimbau, kondisi hujan dalam beberapa pekan terakhir sangat berpotensi meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, sehingga masyarakat harus benar-benar melek kebersihan. Jangan malas membuang sampah, terutama sampah plastik yang bisa menimbulkan genangan air, sehingga jadi sarang nyamuk.

"Kita minta selokan, bak, di dalam rumah ataupun di luar rutin dibersihkan. Jangan lupa gunakan kelambu air," tutupnya. (lil/ms/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X