Pembatasan Aktivitas Bikin Waswas

- Sabtu, 12 September 2020 | 13:07 WIB

Pemerintah kembali menerapkan pembatasan aktivitas di tengah melonjaknya angka penyebaran virus corona. Kondisi ini bisa menghambat percepatan pemulihan ekonomi.

 

BALIKPAPAN–Penyebaran virus corona yang terus meningkat di Bumi Etam memberikan sinyal bahaya bagi pengusaha. Sebab, pembatasan aktivitas yang dilakukan pemerintah seperti jam malam membuat laju pemulihan usaha mikro hingga makro bisa tersendat.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat mengatakan, kondisi saat ini membuat pengusaha panik. Karena angka positif terus naik baik di Balikpapan dan Kaltim. “Sekarang sudah berlaku pembatasan lagi. Di Balikpapan diterapkan jam malam, bahkan di Jakarta PSBB diterapkan lagi. Akibatnya banyak sektor tidak boleh menjalankan aktivitas bisnis dan jadi sentimen negatif. Pengusaha mulai waswas,” ungkapnya, Jumat (11/9).

Yaser menyampaikan, sebagai pengusaha saat ini dia dan rekan-rekannya tengah panik. Kalau semisal harus berhenti kembali, mereka tidak siap. “Sektor mikro-makro ini ketar-ketir. Di sini belum ada kepastian dari pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Aturan yang dijalankan berubah-ubah. Jadi fokus yang mana. Jelek-jeleknya bisa seperti di Jakarta,” sambungnya.

Menurut dia, masalah kesehatan dan ekonomi sulit berjalan bersama. Yang terpenting menjaga daya beli saja. Sektor mikro contohnya, penerapan jam malam merugikan sekali. Banyak UMKM omzetnya menurun drastis. Kelonggaran Juni baru memberikan napas sudah harus dipaksa berjalan lambat kembali.

Paling tidak, fokus ada kesehatan seperti penjagaan ketat terkait protokol kesehatan. Memastikan di tempat keramaian sudah diterapkan protokol atau belum. Kalau dibatasi, berat bagi pengusaha. Sektor makro pun demikian, kepercayaan investor terhadap daerah semakin menurun. Pasalnya, penanggulangan pemerintah dinilai buruk.

“Ya kalau mau pembatasan, lakukan dengan benar. Misal stop-stop semua namun dengan waktu jangka pendek. Kalau buka tutup seperti saat ini sama saja. Nanti turun naik lagi, pengetatan pengawasan lagi, pembatasan lagi. Jadi kesehatan didahulukan, baru ekonomi mengikuti,” tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi membaik di paruh terakhir tahun ini dinilai sulit. Melihat kondisi saat ini di mana angka penularan virus corona semakin laju. Dia berharap, angka pertumbuhan ekonomi bisa menjadi faktor pendorong pergerakan seluruh sektor perekonomian nasional dan daerah. Sebab itu, seluruh elemen harus berupaya keras untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.

"Dengan tetap berorientasi pada sektor kesehatan dan akselerasi pemulihan ekonomi nasional, serta sektor-sektor yang terkait dengan hajat hidup orang banyak," katanya.

Mungkin, sambung dia, pemerintah dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut jika kondisi pandemi sudah membaik. Kuncinya tetap ada pada perkembangan pandemi Covid-19. Namun, dia menyebut berakhirnya Covid-19 saat ini lebih ditentukan oleh keberadaan vaksin, tidak cukup dengan pembatasan sosial berskala besar.

Laju perekonomian Indonesia tahun depan akan sangat bergantung pada skenario penanganan virus corona, serta pada akselerasi reformasi terutama di bidang struktural untuk meningkatkan produktivitas daya saing dan iklim investasi.

Kemampuan fiskal dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional akan menentukan arah pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan melihat seberapa efektif kemampuan fiskal memulihkan sisi permintaan lewat bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai, serta suplai dari sisi pemulihan sektor-sektor produksi.

Tak hanya dari dalam negeri, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan bergantung dari kondisi perekonomian global.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X