SAMARINDA–Bank Indonesia memprediksi inflasi pada triwulan IV bakal tinggi seiring bergulirnya momen pemilihan kepala daerah (pilkada) dan libur hari besar keagamaan nasional (HKBN) Natal dan tahun baru. Namun tetap berada pada rentang sasaran inflasi nasional.
Bank Central mencatat, inflasi Kaltim pada triwulan II 2020 sebesar 1,52 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 2,19 persen (yoy). Angka tersebut berada di bawah rentang target inflasi nasional 3,0±1 persen (yoy).
“Kita prediksikan kenaikan pada triwulan IV tahun ini tidak akan setinggi pada pola historisnya karena masih adanya wabah Covid-19,” ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono, Jumat (11/9).
Tutuk menjelaskan, tekanan inflasi pada triwulan IV 2020 diperkirakan bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, tekanan inflasi diprediksi akan mengalami peningkatan seiring dengan pasokan yang berpotensi terkendala, serta berlalunya musim panen yang berlangsung pada triwulan III 2020.
Sementara itu, pada kelompok transportasi, tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari semakin longgarnya pembatasan aktivitas angkutan udara yang diikuti dengan momen libur HBKN Natal dan tahun baru. “Beberapa kelompok lain diperkirakan juga dapat menekan inflasi seperti kelompok perawatan pribadi seiring tren kenaikan harga emas dunia dan kelompok penyediaan makanan dan minuman,” tuturnya.
Secara keseluruhan 2020, inflasi Kaltim akan lebih tinggi namun masih terkendali pada level yang rendah dan stabil serta masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional. Inflasi yang terkendali tersebut didukung terjaganya tekanan inflasi bahan makanan yang bersumber dari terpeliharanya pasokan pangan strategis sejalan dengan implementasi program TPID pada 2020.
Didukung juga oleh kondisi cuaca di wilayah sentra produksi yang diperkirakan akan relatif kondusif. “Namun di sisi lain, tekanan inflasi bisa bersumber dari kelompok transportasi seiring dengan kebijakan pemerintah yang mengizinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat hingga menyentuh tarif batas atas di tengah pandemi Covid-19,” jelasnya.
Selain itu, peningkatan inflasi didorong oleh peningkatan harga cukai rokok dan tarif iuran BPJS. Peningkatan lebih lanjut akan tertahan oleh penurunan inflasi kelompok inti, seiring kemampuan daya beli yang menurun akibat merebaknya wabah Covid-19. Walau di sisi lain masih terdapat risiko kenaikan harga dari komoditas emas, serta komoditas nasi dengan lauk-pauk pada awal tahun. (ctr/ndu/k8)