Industri Mamin Jaga Komitmen Investasi

- Sabtu, 12 September 2020 | 12:33 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA- Industri makanan dan minuman (mamin) masih berupaya untuk menjaga permintaan di tengah pandemi Korona. Produk makanan dan minuman yang relatif masuk dalam kebutuhan primer, masih tetap diburu konsumen meski mobilitas terbatas. Pelaku industri mamin pun tetap optimis dengan target-target produksi serta rencana-rencana ekspansi.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan tren pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) terus naik. Sebelumnya pada April lalu, sektor tersebut mengalami pertumbuhan terendah. ”Sejak Mei industri mamin sudah menunjukkan perbaikan. Juni dan Juli semakin baik,” ujar Ketua Gapmmi Adhi S Lukman, kemarin (11/9).

Adhi menjelaskan bahwa sampai Agustus 2020, utilisasi rata-rata industri makanan dan minuman ada di angka 60-70 persen. ”Sampai akhir tahun prediksi kami bisa naik ke 70-80 persen. Belum memungkinkan untuk kembali normal atau 100 persen,” tambahnya.

Selain itu, Adhi berharap stimulus fiskal yang diberikan kepada pabrikan juga dapat terus berjalan. Adhi mencontohkan ditangguhkannya pembayaran BPJS Ketenagakerjaan membuat tenaga kerja mendapat gaji penuh. ”Dan kami harapannya dibantu pemerintah harus menyiapkan setidaknya dua poin dalam menjawab peningkatan permintaan yang diproyeksi akan terjadi hingga akhir tahun. Kedua poin tersebut adalah ketersediaan bahan baku dan kapasitas produksi,” tegasnya.

Selain menggenjot utilitas, industri mamin juga masih menaruh fokus pada rencana-rencana ekspansi. Kemarin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan ke pabrik PT Nestle Indonesia, di Karawang, Jawa Barat.

Dengan agenda utama sidak protokol kesehatan, Menperin juga mendapat laporan mengenai realisasi investasi dan rencana ekspansi salah satu pabrikan mamin multinasional tersebut. Agus menyebutkan bahwa pada tahun ini PT Nestle Indonesia memperluas tiga pabriknya di Indonesia dengan investasi sebesar USD 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Investasi tersebut digunakan untuk meningkatkan 25 persen kapasitas produksi Nestle di tiga pabrik yang berada di Karawang Jawa Barat, Kejayan Jawa Timur, dan Panjang Lampung.

Selain itu, Menperin memberikan apresiasi kepada Nestle Indonesia yang telah konsisten menyerap susu dari peternak sapi di Jawa Timur yang jumlahnya sekitar Rp1,7 triliun setiap tahun. PT Nestle Indonesia juga menyerap biji kopi dari para petani di Lampung yang jumlahnya sekitar Rp 1 triliun setiap tahun. "Ini suatu hal yang luar biasa, bisa mensejahterakan para peternak sapi dan petani kopi nasional. Jadi semuanya ikut sejahtera," ujar Agus, di sela kunjungannya kemarin.

Agus pun memaparkan bahwa Nestle Indonesia memiliki rencana melanjutkan komitmennya melakukan ekspansi bisnisnya di Indonesia. ”Nestle juga telah mendapat persetujuan dari pusat untuk melakukan melebarkan sayap investasinya di tahin 2021 sampai 2024 di Indonesia. Kita sambut baik rencana penambahan investasi tersebut,” tegas Agus.

Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar menegaskan bahwa kondisi pertumbuhan bisnis perusahaannya cenderung stabil. Dalam kondisi ini, pihaknya mengaku sudah cukup bersyukur bahwa penjualan ada pada level konservatif. Meski tidak tumbuh pesat, tapi tidak terkikis habis di tengah pandemi. ”Produk dengan basis susu, menjadi backbone penjualan karena dalam kondisi ini konsumen berupaya mencari produk yang bisa meningkatkan imunitas,” bebernya.

Ganesan tak membantah bahwa PT Nestle Indonesia memang tengah merencanakan sejumlah ekspansi di tahun 2021 mendatang. Namun dirinya belum dapat berkomentar lebih jauh mengenai angka pasti pertambahan investasi dan peruntukannya. ”Tapi yang jelas Nestle sebagai perusahaan yang cukup lama di Indonesia, tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk memperluas investasinya di sini,” pungkasnya. (agf)

 

Industri Sasaran Investasi Terbesar di Sektor Manufaktur

 

Industri Persentase Nilai Investasi (Rp triliun)*

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X