Black Widow Junjung #MeToo

- Jumat, 11 September 2020 | 12:21 WIB

Aksi Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson) telah lama dinanti. Black Widow banyak diidolakan karena mencerminkan sosok perempuan tangguh. Terlebih, film solo Black Widow itu bakal mengandung unsur feminisme. Begitulah yang dikatakan Johansson.

Dalam wawancara dengan Empire, Johansson mengatakan bahwa itu bakal merefleksikan gerakan #MeToo dan Time’s Up. Seperti yang diketahui, #MeToo adalah gerakan perlawanan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. Gerakan itu mulai populer di Hollywood sejak kasus pelecehan seksual yang dilakukan Harvey Weinstein mencuat pada Oktober 2017.

Saat itu, banyak korban pelecehan seksual yang buka suara dengan menggunakan tagar #MeToo di media sosial. Sedangkan Time’s Up adalah gerakan perlawanan seksual yang digalakkan oleh para selebriti Hollywood atas respons terhadap kasus Weinstein dan #MeToo. Gerakan itu dibuat pada 1 Januari 2018.

’’Aku pikir film ini, secara khusus, sangat merefleksikan apa yang terjadi sehubungan dengan #MeToo dan Time’s Up,’’ kata Johansson. Aktris kelahiran New York City, 22 November 1984, itu menunjuk sutradara Black Widow, Cate Shortland, sebagai orang yang paling aware terhadap isu tersebut dalam film ini. ’’Sangat penting baginya membuat film tentang perempuan yang membantu perempuan lain, perempuan yang mendorong perempuan lain keluar dari situasi yang sangat sulit,’’ tegasnya.

Film solo Black Widow merupakan kisah prekuel yang terjadi antara Captain America: Civil War (2016) dan Avengers: Infinity War (2018). Film tersebut bakal menampilkan asal-usul Natasha, termasuk keluarga Rusia nonbiologisnya. Natasha akan berusaha menghancurkan Red Room. Itu merupakan sebuah organisasi yang melatihnya sebagai prajurit pembunuh.

Bersama Yelena Belova (Florence Pugh), Alexei Shostakov (David Harbour), dan Melina Vostokoff (Rachel Weisz), Natasha akan berhadapan dengan Taskmaster sebagai villain utama. ’’Seseorang bertanya kepadaku apakah Natasha seorang feminis. Tentu saja dia feminis, sudah jelas. Itu pertanyaan yang cukup konyol,’’ imbuh Johansson.

Sementara itu, Kevin Feige selaku presiden Marvel Studios mengatakan bahwa film ini tidak hanya akan menampilkan backstory Natasha. Namun, juga aktivitasnya di antara film-film Marvel lainnya. ’’Dia punya cerita latar yang kaya... Kami telah mengisyaratkan itu di semua film lainnya,’’ kata Feige, sebagaimana dilansir dari MovieWeb. Katanya, mereka melakukan pendekatan terhadap cerita backstory Natasha dengan cara yang berbeda dan tidak terduga. ’’Dia sudah melakukan banyak hal selama ini ?seperti yang kita lihat di film lain? beberapa di antaranya akan mengejutkan orang-orang,’’ jelas Feige.

Sebagai film pertama dalam fase 4 Marvel Cinematic Universe (MCU), Black Widow akan dirilis pada 6 November. Belum ada tanda-tanda perubahan jadwal lagi setelah film itu diundur dari jadwal rilis orisinal pada Mei lalu akibat pandemi Covid-19. (adn/c6/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X