SAMARINDA- Kemampuan Kaltim untuk bisa pulih pasca-wabah Covid-19 diragukan jika tidak diimbangi dengan angkatan kerja yang berkualitas. Mahasiswa-mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) diharapkan bisa menjawab itu, sehingga ekonomi bisa cepat bangkit.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul Unis W Sagena mengatakan, webinar Covid-19 seri 03 dengan tema kebangkitan ekonomi kreatif di tengah pandemi diharapkan bisa menumbuhkan jiwa saing mahasiswa. Pihaknya berharap bisa menumbuhkan peluang-peluang ekonomi baru meski di tengah Covid-19.
“Kita berharap webinar seperti ini bisa terus mengasah kemampuan mahasiswa dalam berkontribusi terhadap ekonomi, sehingga tidak mudah menyerah dengan keadaan saat ini,” jelasnya setelah webinar, Kamis (10/9).
Pihaknya berharap melalui forum ini mahasiswa bisa mendapatkan inspirasi dan ide kreatif. Apalagi untuk mahasiswa yang tidak suka pekerjaan formal di kantor, melalui webinar bisa menumbuhkan ide-ide kreatif dalam berwirausaha. “Kita berusaha mempertemukan mahasiswa dengan akademisi, pelaku usaha, untuk menumbuhkan semangat wirausaha meskipun di tengah Covid-19,” tuturnya.
Senada, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Sri Wahyuni mengatakan, mahasiswa Unmul harus menjadi angkatan kerja yang berkualitas. Berbisnis bisa menjadi salah satu solusi untuk menghadapi keadaan saat ini. Tapi harus bersamaan dengan jiwa kreatif dan inovatif agar bisa bertahan di tengah keadaan sulit.
“Contoh saja pada awal Covid-19 yang rugi adalah angkatan kerja tidak berkualitas. Sedangkan yang berkualitas masih bisa terus bertahan dan tidak menyerah dengan keadaan,” katanya. Anak muda yang berbisnis, tambahnya, merupakan angkatan kerja yang berkualitas. Apalagi pelaku usaha yang mampu membaca peluang, sehingga bisa bertahan di tengah keadaan.
Bersamaan, Business Coach dan Mentor Estubizi Network Riki Rijadi mengatakan, untuk bertahan di tengah pandemi salah satu kuncinya adalah berdamai dengan diri sendiri. Pola aktivitas, pola kerja, banyak sekali yang berubah. Perubahan itu memicu kegelisahan. Sehingga perlu berdamai dulu untuk menjadi angkatan kerja yang berkualitas. “Dalam dunia usaha, pola pikir ini menjadi penting di situasi sulit,” ungkapnya.
Menurutnya, memulai berbinis memang bukan hal mudah, tapi tetap bisa dilakukan. Banyak pelaku usaha yang merugi, tapi tetap berkualitas. Dicontohkan sebuah kasus pada ekosistem industri musik. Konser dan acara musik yang batal akibat beberapa kebijakan menghindari penyebaran Covid-19 sempat membuat para pelaku di dalam ekosistemnya putar otak.
Apalagi, pelaku ini hidup dan berpenghasilan dari tiap acara musik yang digelar. “Tapi pengusaha yang tak pernah berhenti berinovasi akan tetap membuat konser tapi via daring. Sehingga untuk menjadi angkatan kerja yang berkualitas tidak boleh berhenti berpikir dan memberikan ide kreatif,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)