Memberi manfaat pada orang lain mungkin sulit. Namun, jika ada niat, tentu akan ada jalan. Begitulah yang dipikirkan Irawati, kala mendirikan Rumah Belajar Garuya.
Bangunan berwarna hijau tua berpadu muda itu terbilang sederhana. Hanya ada beberapa meja pendek tanpa kursi di dalamnya. Namun, dari tempat ini, pemimpin bangsa bisa terlahirkan.
Rumah Belajar Garuya (Gang Rukun Karya) sebutannya. Sebuah wadah edukasi yang didirikan oleh Irawati. Berlandaskan niat memajukan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Melalui generasi muda di RT 08, Klandasan Ulu, Balikpapan Kota.
Bukan perkara mudah bagi perempuan berhijab ini mewujudkan hal tersebut. Banyak hal yang mesti ia mulai. Salah satunya tempat khusus untuk para muridnya.
Rumah belajar itu telah berdiri sejak 2017. Berawal dengan sebuah pos kecil. Yang bahkan bagi dia sendiri tidak cukup layak untuk disebut wadah belajar.
Atas izin dari ketua RT di permukiman itu, ia merenovasi pos kecil miliknya. Menyingkirkan dinding kusam dan menambah beberapa jendela. Agar menjadi sedikit nyaman untuk ditempati.
Dana pun ia dapatkan secara swadaya. Melalui teman-teman yang pernah bermukim di daerah itu. Beruntung, tanggapan mereka positif. Sebagian besar membantu berdonasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per orangnya.
"Alhamdulillah untuk pengerjaan pun dibantu oleh teman ayah saya. Tidak bayar tukang. Pada April 2017, anak-anak mulai belajar," ungkapnya mengenang.
Tidak berhenti di situ. Untuk mempromosikan rumah belajarnya, ia masih harus membagikan brosur. Dari rumah ke rumah. Upaya yang nyatanya membuahkan hasil.
Kian hari, kian banyak saja anak-anak di permukimannya yang berdatangan. Membuat ia sampai kewalahan mengajari mereka.
Namun, karena tidak ada donatur tetap dan bergerak secara swadaya saja, Ira harus memungut biaya dari murid. Hanya Rp 20 ribu, untuk biaya operasional. Yakni membeli buku dan peralatan lain. Tak sepeser pun masuk ke kantong pribadi.
Selama proses belajar-mengajar, dia menghubungi semua kenalannya. Guna memberi kelas inspirasi. Salah satunya seorang teman yang berprofesi sebagai dokter, dan memberi materi seputar dunia kesehatan pada anak-anak.
Hingga pada akhir 2018, Ira kembali mampu mengumpulkan donasi lagi. Sebab, ia ingin murid-murid Rumah Belajar Garuya mendapat tempat yang lebih luas. Ruangan di atas Musala Ar-Rahman pun jadi pilihan. Yang ia syukuri adalah, tempat itu diperoleh secara cuma-cuma. Karena si pemilik bangunan merasa tersentuh akan usaha Ira.