Sawit Jadi Tumpuan Industri Pengolahan

- Rabu, 9 September 2020 | 13:58 WIB
Meski banyak ekspor yang tertunda saat Covid-19, nyatanya kelapa sawit masih memberikan kinerja positif pada industri pengolahan.
Meski banyak ekspor yang tertunda saat Covid-19, nyatanya kelapa sawit masih memberikan kinerja positif pada industri pengolahan.

SAMARINDA- Industri pengolahan Kaltim pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar 7,74 persen (year-on-year/yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh positif 3,23 persen (yoy). Penurunan laju pertumbuhan industri pengolahan lebih lanjut tertahan perbaikan kinerja industri pengolahan CPO yang disebabkan permintaan yang relatif terjaga di pasar global.

Bank Indonesia mencatat, dengan pangsa sebesar 17,90 persen, industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar minus 1,55 persen (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, meski banyak ekspor yang tertunda saat Covid-19, nyatanya kelapa sawit masih memberikan kinerja positif pada industri pengolahan. Peningkatan kinerja CPO tersebut tecermin dari peningkatan volume ekspor CPO sebesar 8,47 persen (yoy) pada triwulan II, setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi 9,94 persen (yoy).

“Pertumbuhan ekspor CPO bersumber dari peningkatan ekspor CPO ke India dan Pakistan masing-masing sebesar 135,64 persen (yoy) dan 515,07 persen (yoy),” katanya, Selasa (8/9). Peningkatan kinerja ekspor CPO tertahan akibat terkontraksinya ekspor CPO ke Tiongkok sebesar 33,42 persen (yoy). Permintaan Tiongkok memiliki pangsa 25,26 persen terhadap total ekspor CPO Kaltim triwulan II.

Bank Indonesia memprediksikan pada triwulan III 2020, kinerja lapangan usaha industri pengolahan akan mengalami perbaikan, terutama berasal dari industri pengolahan CPO seiring dengan permintaan ekspor dan domestik yang terjaga. Berdasarkan hasil quick liaison terhadap beberapa kontak, industri pengolahan CPO relatif tidak terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19.

Namun demikian, perbaikan lapangan usaha industri pengolahan lebih tinggi berisiko tertahan apabila melihat pola tahunan produksi CPO Kaltim yang cenderung menurun pada triwulan III 2020. “Kinerja CPO akan lebih baik pada triwulan ketiga karena peningkatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II dapat menjadi sentimen positif bagi kinerja ekspor CPO Kaltim,” tutur Djafar.

Sementara itu, implementasi campuran 30 persen fatty acid methyl ester (FAME) ke dalam minyak solar mendongkrak pemanfaatan biodiesel. Khususnya B30. Sejak awal tahun, kebutuhannya meningkat. Namun, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sempat menghambat.

Hingga paro pertama tahun ini, penyerapan biodiesel mencapai 4,36 juta kiloliter (kl). Jumlah itu naik hingga 68 persen jika dibandingkan dengan penyerapan tahun lalu. Namun, pandemi Covid-19 memperlambat serapan biodiesel dan FAME. Sebab, PSBB melumpuhkan sektor transportasi yang merupakan konsumen utama biodiesel.

“Pemerintah optimistis akhir tahun nanti penyerapan FAME lebih tinggi daripada tahun sebelumnya karena dampak implementasi B30,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi akhir pekan lalu.

Dia menyatakan, konsumsi biodiesel naik signifikan sejak 2016. Pada 2018, konsumsinya mencapai 3,75 juta kl atau meningkat hampir 50 persen bila dibandingkan dengan 2017. “Kebijakan mandatory berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel tahun itu mencapai 6,39 juta kl,” jelas Agung. Selain mengurangi ketergantungan terhadap BBM impor, pemanfaatan biodiesel memberi multiplier effect terhadap petani sawit.

Manajer Riset Traction Energy Asia Ricky Amukti berharap kebijakan pemanfaatan biodiesel itu bisa membawa dampak positif. “Ke depannya, petani swadaya bisa langsung berkontribusi dalam rantai pasok biodiesel. Selain itu, saya berharap ada kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong kontribusi tersebut,” paparnya.

Dia juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendukung para petani sawit melalui kebijakan biodiesel tersebut. Ricky berharap upaya itu bakal mendukung terciptanya kesejahteraan petani sawit. (ctr/ndu2/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X