Perekonomian Jatim Berpotensi Pulih Cepat

- Senin, 7 September 2020 | 14:23 WIB
LEBIH BAIK: Warga Surabaya bersepeda di kawasan barat beberapa waktu lalu. Beradaptasi dengan kelaziman baru, aktivitas perekonomian pun berangsur normal. Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos
LEBIH BAIK: Warga Surabaya bersepeda di kawasan barat beberapa waktu lalu. Beradaptasi dengan kelaziman baru, aktivitas perekonomian pun berangsur normal. Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos

SURABAYA– Ketika perekonomian nasional diprediksi terkontraksi pada kuartal ketiga, tidak demikian Jawa Timur (Jatim). Prediksinya, provinsi yang beribu kota di Surabaya itu pulih lebih cepat. Faktor penopangnya adalah manufaktur dan perdagangan.

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Wisnu Wibowo yakin perekonomian Jatim pada kuartal ketiga membaik. Meski, pertumbuhannya diperkirakan masih negatif. Yakni, minus 0,55 persen. Tapi, angka itu lebih baik daripada capaian pada kuartal kedua yang tercatat minus 5,9 persen.

’’Perbaikan ini dipicu mulai bergeraknya sektor manufaktur, perdagangan, penyediaan akomodasi, dan mamin (makanan dan minuman),’’ jelas Wisnu kemarin (6/9). Namun, sektor-sektor utama tersebut memang belum dapat dikatakan pulih sepenuhnya. Pasalnya, kontraksi pada kuartal sebelumnya sangatlah dalam.

Sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan merupakan salah satu yang akan tumbuh secara solid positif pada kuartal ketiga. Itu seiring dengan masifnya skema penyaluran dana stimulus pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan dampak Covid-19.

Jika upaya perbaikan ekonomi dan optimisme pelaku bisnis dapat dijaga dan ditingkatkan, pada kuartal keempat pertumbuhannya akan positif. Setidaknya pada kisaran 1,4 persen. ’’Meski demikian, jika tidak ada kebijakan serta strategi yang luar biasa, sepanjang 2020 pertumbuhan ekonomi Jatim diperkirakan masih negatif pada kisaran 1–2 persen,’’ ungkap Wisnu.

Terpisah, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya Muhammad Luthfi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Pahlawan sampai akhir tahun masih bisa terjaga.

’’Terjaga pada level 1 persen. Atau, kalau masih terkontraksi minim bisa 0,4 persen,’’ ungkapnya.

Kalau bisa mengejar pemulihan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat, target pertumbuhan 4,5–5,5 persen pada tahun depan bisa tercapai.

Salah satu upaya untuk mengejar pemulihan ekonomi adalah menggerakkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung UMKM. ’’Harapan kami, pencairan dana bantuan bisa secepatnya disalurkan,’’ jelasnya. (res/c7/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X