TAK dipungkiri, sekian tahun berjualan barang, tentu Firly Asriyana ingin menjual produk dari brand sendiri. Hingga pada Juli lalu, dia pun mengeluarkan produknya. Menyusul produk kedua pada Agustus. “Sekarang lagi progres kayak masker dan lip tint. Masih uji sampel dan yang lainnya,” ujar Firly.
Produk miliknya yakni ratus spray dan oil. Disebutkan jika prosesnya cukup mudah. Hanya dua minggu. Sebab produk tersebut sudah ada, namun Firly yang memproduksi atas namanya.
“Saya sewaktu ditawarin juga kaget, berasa senang. Tapi bilang kalau sedia uang ratusan juta enggak ada, kalau puluhan masih ada. Dan untungnya dibantu saat itu, sampai sekarang sudah puluhan reseller,” sebut Firly.
Dalam waktu kurang dari sebulan sejak launching produk, reseller-nya bahkan hingga Nganjuk dan Kupang. Dia bekerja dibantu keluarga, khususnya suami. Orangtua, hingga kakak ipar juga turut membantu.
Dia juga memiliki tim sendiri yang membantunya dalam memasarkan produk. Ada yang bertindak sebagai admin, kreatif mengelola sosial media sebagai promosi, hingga kurir khusus.
Firly mengaku masih banyak hal yang harus dilakukan. Dia santai begitu saja menerima hasil indah usahanya. Termasuk kini dia melirik untuk usaha makanan atau kue. “Di kepala ini terus mikir mau ini itu, pokoknya apa saja yang bisa jadi uang lah,” jelasnya lalu terkekeh.
Namanya dunia usaha, selalu ada naik turun. Dia mengaku bukan sebagai pemain baru. Sehingga cukup bisa mengatasi jika ada sandungan dalam perjalanan usahanya. Belajar dari pengalaman, strategi marketing pun terus digencarkan.
“Aku enggak lepas reseller begitu saja. Ada bimbingannya, kayak bagaimana mau upload konten promosi, kapan jamnya yang bagus buat upload. Bahkan beli minimal 3 botol saja sudah jadi reseller dan harga khusus,” papar Firly.
Dia mengaku orang yang setia dalam urusan produk. Dari awal berjualan hingga sekarang, masker yang mengantarkan dia bisa mengumpulkan modal dan mengembangkan usahanya masih terus dijual. Sebab diakui memang berkhasiat.
“Aku berusaha jujur kalau jualan. Review benar-benar dari aku. Juga bersyukur sampai akhirnya bisa punya brand sendiri,” tutupnya. Sebisa mungkin, dia juga menjaga kepercayaan. Komunikasi baik dilakukan. (rdm)
