Terpikat Kecantikan Monstera, Awal Beli untuk Kebutuhan Pekerjaan

- Jumat, 4 September 2020 | 12:31 WIB
3 TAHUN: Agi Putra Aspian mengenal tanaman pertamanya yakni monstera sejak 2017. Dulu hanya dibeli Rp 45 ribu, kini harganya melambunga hingga ratusan ribu bahkan juta.
3 TAHUN: Agi Putra Aspian mengenal tanaman pertamanya yakni monstera sejak 2017. Dulu hanya dibeli Rp 45 ribu, kini harganya melambunga hingga ratusan ribu bahkan juta.

TIGA tahun lalu, Agi Putra Aspian membeli tanaman daun pertamanya, Monstera borsiginia. Dia beli online melalui platform e-commerce. Saat itu harganya masih Rp 45 ribu per tanaman. Perkenalannya dengan dunia tanaman pun berlanjut setelah itu.

“Awal mulai beli karena lihat tren tanaman itu di luar negeri sejak 2016. Studio pada pakai itu dan bagus memang. Saya beli karena kebutuhan pekerjaan,” ujarnya. Sebagai pemilik studio kreatif, tanaman monstera memiliki sisi keunikan dari bentuk tanamannya.

Setahun kemudian, saat mengunjungi Batu Malang, dia menyempatkan untuk kembali membeli beberapa monstera. Jenis berbeda tentunya. Pekarangan depan dan belakang rumahnya pun kini dipenuhi aneka tanaman daun. Jenis philodendron, aglaonema, kaktus, sirih gading, hingga tanaman lain.

Perawatan dan pengembangbiakan tanaman pun dipelajari Agi dengan autodidak. Setiap Minggu, ada serum tanaman khusus yang dia siramkan. Agar tanaman tumbuh dengan baik. Bersama sang istri, mereka merawat.

Sekian tahun, monstera semakin tumbuh. Di antara jenisnya yaitu selain borsiginia, ada pula yang king, deliciosa hingga adansonii atau biasa disebut janda bolong. Namun diakui Agi, proses pertumbuhannya agak lambat.

Kini, jenis monstera yang banyak diincar adalah jenis king. Padahal, dulu saat dia membeli di Malang, harganya masih puluhan ribu. Alasan dia membeli online dan keluar kota juga karena saat itu di Samarinda masih belum tren dan belum banyak yang menjual.

Semenjak Covid-19 mewabah dan semakin ke sini, dia melihat tren tanaman tersebut semakin naik. “Bahkan ketika saya coba tanya ke penjual tanaman harganya sekarang ada yang ratusan ribu sampai jutaan, naik drastis!” sebutnya.

Hal itu berdasarkan ukuran tanaman, jumlah daun hingga belahan daun pun memengaruhi harga. “Ada yang tiga daun itu bisa Rp 1,5 juta, saya pernah lihat ada yang jual bahkan sampai Rp 6 juta,” ungkapnya.

Semakin banyak belahan atau variasi bolong pada daun, semakin naik harganya. Itu yang Agi amati. Hingga akhirnya, beberapa tanamannya pun dilirik orang yang mengetahui jika dia merawat tanaman hias berdaun tersebut.

Nama monstera naik daun karena estetika serta kelangkaannya. Pertumbuhannya yang cukup lambat, kemudian permintaan pasar meningkat memengaruhi harga. Keunikan daun yang terbelah dan berlubang atau bolong jadi ciri khas.

“Misal ketika mau dikembangbiakkan di pot lain, bisa jadi enggak bolong atau belahannya enggak banyak. Ada juga jenis varigata atau ada warna putihnya kayak gradasi, random sih,” ungkap pria kelahiran 1991 itu.

“Ketika ada orang tertarik, saya enggak jadikan bisnis sih. Tapi kalau memang saya berniat jual ya saya jual,” lanjut Agi. Meski peluangnya tinggi dan banyak diincar, dia belum melirik ke arah sana. “Lumayan sih harganya, tapi masih jadi hobi merawat saja dulu,” tambahnya.

Merawat tanaman menurutnya tidak terlalu susah. Meski ada istilah tangan panas atau dingin yang awam di dunia menanam, Agi tak percaya. Menurut dia, semua kembali pada telaten atau tidaknya orang tersebut.

Utamanya yakni harus tahu karakter tanaman. Misal jangka penyiraman, kemudian bagaimana meletakkan tanaman, apakah harus sinar matahari langsung atau tempat teduh.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Maudy Ayunda Debut sebagai Produser Film KHD

Selasa, 7 Mei 2024 | 16:00 WIB

Rizky Febian-Mahalini Nikah Secara Islam

Senin, 6 Mei 2024 | 21:11 WIB

Sarwendah Menggugat Cerai Ruben Onsu?

Sabtu, 4 Mei 2024 | 09:17 WIB

Hikmah setelah Umrah Bareng

Kamis, 2 Mei 2024 | 10:55 WIB

Dewa 19 siap mengguncang Balikpapan, Minggu Ini

Sabtu, 27 April 2024 | 08:18 WIB
X