Penjual Tanaman Hias Omzetnya Naik Lima Kali Lipat

- Jumat, 4 September 2020 | 12:28 WIB
BERKAH: Penjual tanaman hias mendapat berkah dari usaha menjual tanaman. Penghasilannya pun meningkat hingga 5 kali lipat.
BERKAH: Penjual tanaman hias mendapat berkah dari usaha menjual tanaman. Penghasilannya pun meningkat hingga 5 kali lipat.

DARI pinggir Jalan Letjen Suprapto Samarinda atau dikenal daerah Vorvo, sederetan penjual tanaman berlokasi berseberangan. Salah satunya, Wijaya Florist, siang itu Yusuf sang pemilik sedang melayani beberapa pembeli.

“Semuanya dicari orang. Mau jenis tanaman apa saja banyak yang cari,” ungkapnya. Dia kemudian menunjukkan tiga pot aglaonema seharga masing-masing Rp 450 ribu yang sudah dipesan orang. Sebagian besar jenis tanaman daun yang diincar. Aglaonema, monstera, serta jenis tanaman daun hias lain. Harganya pun diakui Yusuf menjadi naik tiga kali lipat. Sebab, permintaan semakin tinggi.

Namun bukan itu yang menurut Yusuf cepat habis. “Media tanam itu paling dicari. Saya seminggu bisa empat kali mendatangkan, sekali datang itu bisa 27 ton. Seminggu empat kali! Luar biasa,” ujarnya sambil menunjuk tumpukan karung berisi media tanam.

Sedangkan untuk tanaman, seminggu dua kali dia datangkan. Umumnya pada Rabu dan Sabtu. Sehingga pada dua hari itu tokonya ramai didatangi pembeli. Ratusan jenis tanaman Yusuf jual. Tanaman hias, bunga, hingga buah pun ada.

Pada jenis bunga yang dicari yakni anggrek, namun harganya masih cukup stabil. Yang cukup melambung yakni jenis tanaman daun khususnya aglaonema dan monstera. Yusuf menunjuk satu monstera king. “Itu 700 ribu, sudah ada yang beli. Harga dipengaruhi jumlah belahan dan daunnya,” jelas Yusuf.

Adanya imbauan di rumah saja selama wabah, membuat orang mencari kesibukan. Merawat tanaman yang paling diminati. Jenis bunga diakui Yusuf tidak terlalu terpengaruh, namun tanaman daun yang diburu.

“Wah untuk omzet itu ya alhamdulillah, naik sekitar lima kali lipat,” ungkapnya. Memulai bisnis tanaman sejak 2005, baru dua kali dia merasakan tren tanaman. “Dulu itu pernah orang memburu jemani atau anthurium, sama kayak begini juga orang banyak nyari,” lanjut Yusuf.

Berbagai koleksi tanaman diperlihatkan Yusuf, jenis cemara, beringin jawa hingga bugenvil singapura. Selain menjual tanaman, dia melayani pembuatan taman. Dari sekian pohon hias yang dia punya, harganya berkisar ratusan ribu hingga belasan juta. “Mau cari yang murah di sini ada juga tanaman Rp 10 ribu,” ujarnya.

Tren menanam tak hanya di Samarinda, juga melingkupi daerah lain termasuk Jawa. “Di sana duluan, bahkan mau beli pot saja dibatasi. Biasa bisa beli lusinan cuma dijatah dua pot,” ungkap Yusuf lalu tertawa.

Dia bercerita jika pabrik pembuatan pot kewalahan. Penyedia media tanam pun demikian. Namun di tempatnya, belum ada pembatasan pembelian pot. Selain pembeli umum, dia juga melayani reseller. “Ya kalau ada tanaman Rp 200 ribu ya saya jual ke yang mau dijual lagi itu Rp 150 ribu aja. Ini harganya pada naik, orang yang banyak aja yang tetap mau beli, alhamdulillah,” kata Yusuf.

Diakui lebih dominan pembeli pemula. Yang baru belajar menanam. Sebab itu, hampir seluruh tanaman banyak dicari. Menyesuaikan bujet dan selera pembeli. Namun, bagi yang sudah tahu dunia tanaman, mengincar atau mencari jenis langka.

Salah satu pembeli di sana mengatakan jika sejak lama dia merawat aglaonema, cukup kaget saat sekarang harganya melambung tinggi. “Dulu gampang dicari, murah. Tapi matian sudah tanamanku. Sekarang susahnya, mahal lagi, makanya aku mau nanam sayur-sayuran saja,” ujar ibu-ibu berkacamata tersebut.

Perawatan tanaman juga dipelajari Yusuf berdasarkan pengalaman. Mengenali jenis, pembibitan, perawatan dan tetek bengek menanam dengan autodidak. Dia mensyukuri berkah dari dampak pandemi. (rdm/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X