Dadang Hari Santoso, Perawat yang Wafat setelah Berjuang Lawan Covid-19 Bersama Istri

- Kamis, 3 September 2020 | 14:12 WIB
Almarhum dalam satu kesempatan.
Almarhum dalam satu kesempatan.

Pejuang Covid-19 di Balikpapan kembali gugur. Perjuangan Dadang Hari Santoso, salah satu perawat di RSKD Balikpapan itu berakhir (2/9).

 

ULIL MU'AWANAH, Balikpapan

 

“ASSALAMUALAIKUM rekan-rekan. Insyallah kita akan melewati ini. Insyallah, tunggu 10-14 hari insyallah lah. Ayo kita kalahkan virus ini. Ayo insyaallah kita bisa teman-teman, bismillah,” pesan si empunya suara memberi semangat, sembari terdengar napasnya yang sesak.

Pesan itu dikirim Dadang Hari Santoso melalui rekaman suara di WhatsApp ketika dia menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan.

Dadang salah satu perawat di rumah sakit tersebut. Dia terkonfirmasi positif Covid-19 pada 14 Agustus. Beberapa hari menjalani isolasi di Embarkasi Haji Balikpapan, dirinya menampakkan gejala sesak napas. Kemudian dirawat di Ruang Soka, ruangan isolasi rumah sakit tempatnya bekerja. Lima hari berselang, kondisinya memburuk hingga dipindahkan ke ICU.

Dokter pun telah memasangkan ventilator, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Walau sempat menunjukkan kondisi membaik setelah menjalani perawatan di ICU, akhirnya bapak tiga anak tersebut mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (2/9) pukul 09.59 Wita. Kolega yang menerima pesan dari perawat di ICU langsung banjir air mata. Mereka menunggu di depan ruang isolasi dengan saling berpelukan untuk menguatkan.

Melalui rekaman CCTV, tampak pula jenazah yang terbaring di atas tempat tidur warna biru itu dibersihkan dan dibungkus dengan plastik. Segera jenazah dimasukkan ke ambulans menuju pemakaman di Kilometer 15, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Sebelum itu, jenazah dilepas para kolega termasuk Direktur Utama RSKD Balikpapan Edy Iskandar dan Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty setelah disalatkan.

Edy berujar, almarhum merupakan sosok teladan. Saleh dan taat beragama. Mereka kerap bertemu ketika hendak salat. Orang yang murah senyum itu dikatakan Edy telah mengabdi di RSKD sejak sembilan tahun lalu.

Semula, Dadang adalah perawat di ruangan biasa. Keuletannya membuat dia dipercaya sebagai penata anastesi di ruangan operasi. Dadang juga sepengetahuan Edy tidak memiliki penyakit penyerta.

“Beliau saat itu menjalani screening, dan ternyata hasilnya positif. Karena terus memburuk, kami pindahkan ke ICU. Kami mengupayakan terbaik. Sembilan hari menjalani perawatan di ICU, beliau sudah tidak sanggup lagi hingga dinyatakan wafat. Kami sangat kehilangan,” ujar Edy.

Ternyata, istri Dadang juga merupakan seorang perawat di RSKD. Yakni Amalia Indra Sukma. Ia dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah karena tidak menunjukkan gejala.

Edy menuturkan, hari ini masa isolasi yang dijalani Amalia akan berakhir. Sehingga dalam pekan ini pula Amalia akan melakukan swab test kembali. “Kalau kondisi istrinya alhamdulillah baik,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X