Aktor Hollywood Chadwick Boseman, pemeran utama film Black Panther dinyatakan meninggal akibat kanker kolon, Sabtu (29/8). Lantas apa itu kanker kolon? Berikut ulasannya.
MUHAMMAD RIDHUAN, Balikpapan
KANKER kolon atau secara umum disebut kanker usus besar. Merupakan suatu tumor ganas yang muncul di sepanjang usus besar. Secara umum, sifat kankernya sama dengan kanker yang lain. Tetapi karena usus besar berada dalam perut dan tidak terasa, kankernya jarang diketahui sejak awal.
“Kanker kolon merupakan kanker dengan keganasan keempat terbanyak di dunia. Di Indonesia insidensinya adalah 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa,” beber dr Ahmad Tobroni, staf medis fungsional (SMF) bedah digestif RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker usus besar sekitar 9,5 persen dari penderitanya. Walau perkembangan pengobatan saat ini sangat maju, bila kanker ditemukan pada stadium lanjut, angka harapan hidupnya tetap rendah. “Seseorang bisa terkena kanker ini. Secara pasti, penyebabnya belum diketahui,” ungkap Ahmad.
Akan tetapi, secara umum, kanker itu terjadi akibat interaksi dan perubahan antara faktor lingkungan dan genetik. Sekitar 20 persen penderita kanker kolon memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker. “Obesitas, pola diet, merokok, dan alkohol merupakan faktor risiko terjadinya kanker ini,” jelasnya.
Gejala awal yang paling umum adalah terjadinya perubahan pada pola defekasi atau buang air besar. Seperti keluar darah saat buang air besar (BAB), frekuensi BAB yang meningkat. Yang biasanya sekali sehari menjadi lebih. Sering diare, bentuk kotoran seperti kotoran kambing atau pipih. Kemudian nyeri perut hilang timbul dan pada kasus yang lanjut, bisa terjadi sumbatan di usus karena tumor, sehingga menjadi kembung. “Bila terdapat gejala tersebut, segera periksa ke dokter,” sarannya.
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Bila ada indikasi menderita kanker usus besar, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan CT scan dan kolonoskopi.
Kolonoskopi merupakan alat endoskopi yang dimasukkan ke anus untuk melihat kelainan di dalam usus besar. Mengambil sampel kanker untuk diketahui jenisnya. Kolonoskopi juga bisa untuk membuang kelainan di dalam usus besar bila masih kecil. “Pengobatan yang diberikan bergantung stadium dan kondisi pasien yang ditemukan saat pemeriksaan,” sebutnya.
Kata Ahmad, kanker usus besar bila ditemukan stadium dini, pengobatannya bersifat kuratif. Yakni pelayanan kesehatan dengan kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita bisa terjaga seoptimal mungkin.
Namun, bila pada stadium lanjut bersifat paliatif, terapi pembedahan merupakan modalitas utama agar pasien bisa sembuh dengan membuang segmen usus yang ada kankernya. Pembedahan bisa dilakukan secara terbuka atau laparaskopi dengan luka operasi yang minimal. Setelah dilakukan pembuangan kankernya, pasien dilakukan kemoterapi atau radioterapi sesuai stadiumnya.
“Di Kaltim, khususnya RSUD AWS, sudah memiliki semua modalitas untuk penanganan kanker usus besar ini, sehingga tidak perlu dirujuk ke Pulau Jawa,” bebernya.