Eceng Gondok Bikin Sungai Menyempit

- Senin, 31 Agustus 2020 | 12:49 WIB
Air di Sungai Masabang, Sangatta Selatan, kerap meluap. Tanah dataran juga menjadi abrasi karena volume air yang terus meningkat. Peningkatan air diketahui karena kondisi sungai yang tersumbat oleh eceng gondok.
Air di Sungai Masabang, Sangatta Selatan, kerap meluap. Tanah dataran juga menjadi abrasi karena volume air yang terus meningkat. Peningkatan air diketahui karena kondisi sungai yang tersumbat oleh eceng gondok.

SANGATTA–Air di Sungai Masabang, Sangatta Selatan, kerap meluap. Tanah dataran juga menjadi abrasi karena volume air yang terus meningkat. Peningkatan air diketahui karena kondisi sungai yang tersumbat oleh eceng gondok. Diketahui, tanaman liar itu memenuhi badan sungai sehingga membuat air tidak mengalir sempurna.

Fatalnya, kondisi ini ditambah masih banyaknya warga di bantaran sungai yang masih membuang sampah ke sungai. Hasilnya sampah sering tersangkut pada eceng gondok. Hal ini juga digadang-gadang menjadi penyebab lain luapan sungai terus terjadi.

Padahal ada aturan menyebut denda cukup besar, yakni membayar Rp 500 ribu jika sengaja membuang sampah ke sungai. Namun, minimnya pengawasan, membuat kejadian itu acap kali menjadi hal lumrah.

Salah satu nelayan mengaku risi dengan eceng gondok yang kian menjamur, bahkan sampai menutupi badan sungai. Akibatnya berdampak pada mereka yang kesulitan mencari ikan.

Seperti dilontarkan Armanu. Kata dia, peran pemerintah sangat minim pada kepedulian lingkungan, tidak ada aksi bersih-bersih sungai beberapa tahun terakhir. Atas dasar itu, sejumlah warga berinisiatif membersihkan eceng gondok yang menguasai sekira 1 kilometer dan menutupi perairan.

"Sampai tidak kelihatan mana sungainya, karena penuh dikuasai eceng gondok. Kapal nelayan juga sulit kalau mau lewat, pasti mesinnya nyangkut," ujarnya saat diwawancarai, Minggu (30/8).

Menanggapi hal itu, Camat Sangatta Selatan Hasdiah menyebut, aturan itu tidak lagi dilaksanakan, sehingga kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat masih membudaya. "Tanyakan ke LH (lingkungan hidup), peraturan daerah cuma jadi hiasan di jalan tapi tidak ditindaklanjuti," kata dia. 

Mengenai enceng gondok, lanjut dia, hal itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut pada perusahaan batu bara di Kutim. Pasalnya, menurut perempuan berhijab itu sedikit-banyaknya perusahaan juga memberi dampak pada pengendapan sedimen. "Saya sudah menyampaikan pada perusahaan itu untuk bantu pengerukan sungai, karena eceng gondok itu ada akibat pengendapan lumpur baik dari rumah tangga juga dari perusahaan," tandasnya.

Kendati perusahaan itu mengaku telah melalukan operasional sesuai dengan baku mutu, namun kata Hasdiah, kenyataannya tumbuhan berwarna hijau itu masih menjadi momok dan sangat mengganggu. "Walaupun perusahaan selalu mengatakan sudah sesuai dengan baku mutu, ya perusahaan juga tetap saja memberi dampak," bebernya.

Beberapa warga berinisiatif membersihkan sungai, meski tanpa bayaran, namun hal itu tetap dilaksanakan supaya nelayan yang lalu-lalang tidak lagi kesulitan. (*/la/far/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X