Membangun Budaya Merdeka Menuju Indonesia Bahagia

- Jumat, 28 Agustus 2020 | 13:04 WIB

Kristoforus Gustian, 

Kepala SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda

 

 

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Dilihat dari populasi penduduk, Indonesia berada di urutan keempat. Pada 2020 genap berusia 75 tahun setelah kemerdekaan, 25 tahun lagi genap 100 tahun. 

Indonesia dikenal dengan kekayaan alam dan budaya terbentang dari Sabang sampai Merauke. Namun, sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). 

Menurut Menteri Bapenas Prof Dr Bambang PS Brodjonegoro, kualitas SDM Indonesia berada di bawah negara tetangga, yaitu Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Di tingkat ASEAN, Indonesia menduduki posisi keenam dari 10 negara dan tingkat dunia berada di posisi 111 dari 189 negara yang disurvei. Dari data ini menunjukkan, kualitas SDM bangsa Indonesia bisa dikategorikan masih kurang dan diperlukan suatu perjuangan yang tinggi untuk mencapai kategori Very High Human Development.   

SDM erat kaitannya dengan kualitas pendidikan, semakin tinggi kualitas pendidikan sebuah negara semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. 

Berdasarkan Survey United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan negara berkembang di kawasan Asia Pasific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sementara kualitas guru berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. 

Berdasarkan data PISA (Programme for International Student Assessment) rilis 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara, skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, sedangkan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara. Secara garis besar kualitas pendidikan di Indonesia tergolong sangat rendah. Selain hal terkait literasi, numerasi, dan sains, hal yang menyebabkan kualitas SDM cenderung menurun adalah karakter pribadi sebagai sebuah bangsa. 

Karena rendahnya kemampuan literasi, numerasi, sains, dan karakter sebagai sebuah bangsa adalah rendahnya daya saing di tingkat global. Dalam skala nasional, kualitas tenaga kerja yang kurang profesional dan memiliki karakter yang kurang jujur, kreatif, inovatif, dan produktif kerap ditemukan dalam dunia kerja. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kondisi ini? Satu kata yaitu berubah.

Ada dua komponen penting yang perlu dilakukan sebagai sebuah gerakan perubahan bersama, yaitu membangun budaya merdeka belajar dan berbasis nilai budaya bangsa.

Membangun berarti adanya suatu gerakan bersama untuk suatu perubahan. Budaya berarti keseluruhan yang terkait dengan aktivitas manusia yang meliputi pikiran, perilaku, dan hasil karya. 

Sedangkan Merdeka Belajar berarti semua stakeholder pendidikan bisa secara mandiri mengelola dan menjalankan proses pendidikan sehingga bisa menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil, dan produktif dalam masyarakat kelak. Dalam proses belajar-mengajar diperlukan ruang untuk mengamati fenomena yang terjadi, berdiskusi, memecahkan masalah, dan membuat solusi konkret dalam mengatasi masalah yang terjadi. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X