BALIKPAPAN-Keberadaan Embarkasi Haji Balikpapan turut menjadi perhatian wakil rakyat yang duduk di legislatif. Tepatnya Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan. Mereka bertandang meninjau langsung pelayanan dan kondisi asrama haji yang berlokasi di Balikpapan Timur, Rabu (26/8).
Rombongan yang berisi tujuh anggota dewan itu dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI TB Ace Hasan Syadzily. Kedatangannya disambut pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim, UPT Asrama Haji Embarkasi Balikpapan, dan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. Pertemuan berlangsung di Gedung Multazam.
Beragam hal masuk pembahasan dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut. Mulai pelayanan asrama haji setelah adanya pembatalan pemberangkatan calon jamaah haji tahun ini. Kemudian, kendala yang dirasakan dalam pelayanan jamaah haji.
Hingga soal keberadaan Embarkasi Haji Balikpapan yang kini menjadi tempat karantina isolasi mandiri. Kepada awak media, Ace mengatakan kunjungan itu merupakan bagian untuk memastikan pelayanan Kemenag. Tepatnya dalam hal penyelenggaraan haji di Embarkasi Haji Balikpapan.
Apalagi asrama haji juga digunakan oleh Pemkot Balikpapan sebagai rumah isolasi Covid-19. “Ini salah satu tugas penting dari Kemenag untuk ibaratnya mewakafkan penggunaan gedung ini sementara,” sebutnya. Berdasarkan laporan yang dia terima, pasien yang dirawat hanya dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).
Politikus Fraksi Golkar itu berpendapat, keputusan tersebut baik dan sangat membantu mereka yang sulit menjalani isolasi di rumah. “Karena mereka bisa menularkan ke yang lain. Tapi kalau di asrama haji, isolasi bisa lebih eksklusif. Jadi, tidak berpotensi menularkan ke yang lain,” ungkapnya.
Menurutnya, keputusan mengubah asrama haji sebagai tempat isolasi menunjukkan komitmen semua komponen masyarakat dan pemerintah bersatu melawan Covid-19. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan ke depan jika asrama haji tak hanya menjadi tempat karantina. Namun, meningkat menjadi rumah sakit darurat.
“Tinggal koordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait untuk ketersediaan alat pendukung dan tenaga medis,” imbuhnya. Terutama setelah mendengar banyak pasien bisa segera sembuh setelah menjalani isolasi mandiri di embarkasi haji. Sebelumnya, pasien yang dirawat sebanyak 50 pasien. Kini tinggal 17 orang.
Artinya asrama haji itu cukup nyaman digunakan untuk isolasi mandiri bagi masyarakat yang memerlukan. “Kami sangat setuju asrama haji jadi tempat isolasi karena ini bagian dari kontribusi Kemenag dalam penanganan kesehatan,” tuturnya.
Selain keterlibatan asrama haji untuk penanganan Covid-19, Komisi VIII DPR RI juga ingin mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan terhadap calon jamaah haji. Misalnya bagaimana melakukan bimbingan manasik. Ternyata dari hasil laporan, pembinaan manasik haji saat ini terus dilakukan secara daring.
“Ini langkah yang baik dan perlu apresiasi agar calon haji tetap diberi kesempatan dan pembinaan,” ucapnya. Sehingga pengetahuan dan kemampuan calon jamaah dalam pelaksanaan haji mendatang bisa berjalan baik. Dia menambahkan, pihaknya ingin memastikan berbagai kebijakan Kemenag dalam revitalisasi asrama haji.
Misalnya melihat secara kualitas sudah sesuai harapan. Mengingat semua gedung asrama dan selama ini didukung dari anggaran pendapatan belanja dan negara (APBN) khususnya surat berharga syariah negara (SBSN). “Kami ingin melihat secara langsung apa penggunaan maksimal dan pemeliharaannya,” sebutnya.
Ace berpendapat, fasilitas di Embarkasi Haji Balikpapan sudah memadai. Apalagi ada penilaian dari masyarakat bahwa asrama bisa digunakan kepentingan penginapan, rapat, dan pertemuan. “Kami harap asrama haji yang representatif seperti ini bisa jadi pusat dakwah dan keagamaan juga,” katanya.
Dia berharap, seluruh asrama haji di seluruh Indonesia bisa standar hotel minimal bintang tiga. Sehingga tidak hanya memberikan pelayanan seputar haji, tapi bisa untuk kepentingan lain. “Baik untuk calon haji dan masyarakat sekitar bisa ikut merasakan manfaat asrama haji,” tuturnya.
