Sepekan Tambah 24 Titik Panas di Kaltim

- Senin, 24 Agustus 2020 | 14:11 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BALIKPAPAN-Dalam sepekan sejak Minggu (16/8) ada 34 hotspot atau titik panas di Kaltim. Jumlah ini meningkat. Sebelumnya ada 6 titik. Ini berpotensi menjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Data tersebut dikutip dari informasi titik panas mingguan di situs web Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Wilayah titik panas tadi berada di sekitar Kutai Kartanegara.

Sipongi, website yang dikembangkan oleh Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK berfungsi untuk menjadi rujukan utama informasi karhutla di Indonesia. Publik dapat mengaksesnya melalui laman www.sipongi.menlhk.go.id.  

Sistem informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot, serta menjadi sumber informasi paling valid untuk masyarakat.

Menurut Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana, titik panas belum tentu ada karhutla. Sering terjadi salah pengertian di masyarakat terkait hotspot. Yakni mengira hotspot atau titik panas sama dengan fire spot atau titik api.

“Padahal berbeda,” jawabnya. Rapat koordinasi penanganan dan pengendalian karhutla awal Juli lalu digelar di markas Polda Kaltim sebagai bentuk antisipasi di musim kemarau.

Sebab kondisi pandemi Covid-19, pemanfaatan teknologi jadi keutamaan. Baik dalam pencegahan maupun dalam penindakan hukum. Karena itu, Ruang Command Center milik Polda Kaltim dimanfaatkan secara maksimal untuk memantau titik panas. 

“Dilakukan pengecekan ke lokasi. Jika benar api, segera dipadamkan. Jangan tunggu membesar,” paparnya. Instruksi Presiden Joko Widodo jelas pada setiap daerah rawan karhutla. Ada 13 provinsi, satu di antaranya Kaltim.

Ditambahkan Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Kaltim, Kombes Pol Heri Heryandi, personel di command center bertugas selama 24 jam. Dengan fokus pengawasan titik api.

“Semua wilayah dan personel kami sudah data nomor handphone-nya. Ketika ada titik panas, ada tanda personel terdekat,” paparnya.

Dia berharap, warga di sekitar lahan, kebun, dan hutan juga bekerja sama. Yakni tidak melakukan pembakaran dalam membuka lahan. “Kalau ada yang membakar, bisa dilaporkan,” jelasnya. (aim/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X