TANA PASER - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Paser kini mulai stabil sesuai ekspektasi petani. Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Paser, Matondang, mengatakan bahwa harga per kilogram sawit saat ini mencapai Rp 1.700 di Paser.
Meski harga naik dan menguntungkan petani, belum juga terjalin kemitraan dengan pabrik kelapa sawit. Memang diakuinya, saat produksi buah petani menurun, harga ikut baik dan petani diuntungkan.
Namun, sebaliknya, saat produksi berlimpah, terkadang pabrik semena-mena menentukan harga. Sehingga perlu ketegasan pemerintah untuk menerapkan kemitraan ini.
Masa pandemi Covid-19 membuat produksi TBS menurun karena petani kewalahan membeli pupuk. Matondang berharap, pemerintah segera menegaskan adanya kemitraan antara petani dan pabrik. Dengan demikian, saat harga naik atau turun, pabrik tidak bisa menentukan harga seenaknya.
“Sudah berapa tahun ini kami ajukan, tapi belum ada kemitraan terjalin,” kata pria berambut putih itu, Minggu (23/8). Matondang juga berharap kepala daerah terpilih nantinya bisa memerhatikan nasib para petani. Sebab, komoditas ini menjadi tulang punggung ekonomi Paser, selain batu bara.
Para petani sawit dan asosiasi bisa diberi pupuk secara kredit maupun subsidi untuk seluruh petani. Jadi, ini memudahkan petani dalam mengembangkan kebunnya. “Kendala teman-teman petani saat ini ialah sulitnya mendapatkan pupuk,” tuturnya.
Menurutnya, peran kepala daerah sangat menentukan nasib petani. Banyak program yang bisa dijalankan untuk menyejahterakan petani. Namun, terkendala peran kepala daerah yang kurang optimal mengawal.
Dia berharap, pemimpin baru Paser setelah pilkada nanti bisa lebih memerhatikan nasib para petani. Termasuk membangun pabrik atau industri hilirisasi sawit. "Minimal kita bisa produksi minyak goreng sendiri dulu," pungkas pria berambut putih itu. (jib/kri/k16)